Kini hanya diam yang mewakili hati dan interaksi kita.
Sekitar satu jam sudah pasangan suami istri itu menempuh perjalanan menuju rumahnya semula. Sebenarnya Riri melarang mereka untuk pergi dan menginap sebentar saja di rumahnya. Tapi Mafka pun berhasil meyakinkan ibunya sehingga mendapatkan ijin untuk kembali.
Tak ada obrolan yang membuat mereka berinteraksi satu sama lain, entah kenapa di saat Mafka mengetahui bahwa Fazrin tidak bisa mencintainya semua menjadi jelas. Bahwa lelaki itu benar-benar tersiksa atas pernikahan ini.
Wajahnya yang terlihat begitu frustasi, ingin rasanya menegur dan bertanya alasannya tapi sepertinya untuk saat ini belum waktu yang tepat.Sikap dinginnya malam kemarin juga membuat Mafka enggan berbicara terlebih dahulu.
Jika ada sebuah pilihan saat ini mungkin aku akan memilih melupakan..
Jika keadaan yang memilihku, aku menolak...
Karena akhirnya semua yang ku khawatirkan akan terjadi...
Dia satu-satunya yang aku dapat, akan hilang tanpa kenangan yang berarti...
Aku ikhlas jika ini memang yang terbaik untukmu...
Setidaknya aku pernah memiliki mu meski hanya sesaat...
Tak ada yang tau awal mula keterdiaman di antara mereka. Semua terjadi begitu saja, tidak ada keributan yang menjadikan mereka diam.
Mungkin karena mereka adalah orang asing, sehingga mudah untuk saling diam.
🐚🐚🐚
Hari ini mereka juga masih saling diam, bahkan Fazrin sudah pergi tanpa berpamitan. Tapi di kampus ia juga tidak melihat suaminya, ke mana sebenarnya Fazrin pergi?
Apa ia bersama Syafa?
Mafka memilin ujung jilbabnya, ia sungguh bingung tentang semua ini. Apa ia harus selalu menebak permasalahan ini?
Ini sungguh belum biasa bagi dirinya, ini pertama kalinya ia tidak berbicara kepada lelaki terlebih itu adalah suaminya.
"Helloww, kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanyanya pada Mafka yang sedari tadi menekuk wajah.
"Nadya kebiasaan deh.."
"Ya maaf, abisnya bengong, cemberut lagi," ucap Nadya.
"Kayaknya Aku gak bisa lagi berjuang buat Kak Fazrin." kalimat ini membuat mata sahabatnya itu membelalak.
"Loh bukannya kalian baru pulang dari Jakarta? Emang terjadi apa sampai kamu nyerah gitu?"
Mafka menghela napas, kemudian menceritakan apa yang terjadi saat dia mendengar bahwa Fazrin tidak akan pernah mencintainya.
Air mata pun lolos ketika mengingat kembali apa yang dia dengar karena pada akhirnya ia tidak ingin mendengar semua itu.
"Udah, sabar ya... Kamu telah berjuang, mungkin Allah punya rencana yang jauh lebih indah." menenangkan sahabat yang kini menangis tersedu.
"Ya udah, kalo gitu daripada kamu di rumah terus memikirkan ini. Mending kamu ikut kerja di toko bunga ya?" ucap Nadya lagi.
Mafka mengusap air matanya, "Iya, Aku mau! Lagian dalam keadaan seperti ini aku gak mungkin minta uang ke Kak Fazrin Nad," jawab Mafka cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harapku Hadirmu
Spiritüel#3 fazrin 24/06/2020 #2 fazrin 13/08/2020 Mafka Malihah Farha, seorang perempuan yang selalu berharap pada lelaki yang tak pernah mengharapkannya. Ia lelah selalu memberi hati! Namun, suatu hari ia dipertemukan dengan lelaki yang diharapkannya! Buk...