Satu kesalahan saja sudah memberi ruang perpisahan, maka semakin besar ketidakbersamaan.
-Harapku Hadirmu-
Rumah yang sedang dipenuhi oleh keluarga besar dari pihak suami dari Mela, juga saudara dari keluarga Putra mulai sepi meski awalnya begitu ramai oleh celotehan anak kecil.
Perempuan yang tertidur nyaman di kamar terbangun oleh suara Azan Ashar yang berkumandang. Tak hanya itu, Mafka membuka mata saat pintu kamar dibuka dan sosok Fazrin masuk.
Meski berharap suasana berbeda, tapi nyatanya Fazrin masih tidak mau mengajak Mafka berbicara. Lelaki itu hanya mengambil sarung dilemari, lalu kembali menutup pintu kamar seakan tidak melihat keberadaan perempuan yang berstatus sebagai istrinya.
"Sampai kapan?" Pertanyaan yang akhir-akhir ini selalu terngiang dipikiran Mafka.
Tidur yang seharusnya membuat nyenyak, nyatanya terasa begitu sesak. Menarik napas panjang, gadis itu menyibak selimut yang hanya menutupi sebatas lutut lalu beranjak dari kasur. Setelah mengambil air wudhu, ia pun melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Apapun masalah yang sedang Mafka hadapi, ketenangan menyapanya ketika selesai melaksanakan salat. Mengangkat tangannya, mulutnya belum berbicara tapi air mata sudah turun. Hal itu membuatnya tidak bisa mengutarakan secara lisan apa yang ingin diceritakan kepada Sang Pencipta.
Menangkup wajahnya yang sudah penuh dengan air mata, ia tersedu pelan dengan napas yang tak beraturan. Hingga suara ketukan terdengar, membuatnya memberhentikkan tangis itu dengan terpaksa.
Mengusap wajahnya, untuk menghilangkan bekas tangis yang mungkin saja atau pasti terlihat oleh orang yang mengetuk pintu.
Tok!
Tok!
"Mafka, sudah bangun Nak?" Mendengar suara ini, Mafka bergegas melepas mukena lalu bergegas ke kamar mandi.
Melihat pantulan dirinya dicermin, benar saja tangisnya membuat kedua matanya memerah. Keluar dari kamar mandi, Mafka langsung mengambil foundation untuk menyamarkan bekas tangis ketika selesai salat.
Ceklek.
"Iya, Bun. Aku udah bangun kok," ucapmya dengan senyuman yang begitu lebar.
"Syukurlah, ayo ganti baju persiapan buat acara aqiqah." Mengusap bahu Mafka.
Dahi Mafka mengernyit. "Loh, bukannya nanti malam Bun?" Yang Mafka tahu, acara aqiqah putra kedua kakak iparnya itu setelah isya.
"Dipercepat sayang, ya udah Bunda turun ya."
Mafka melihat punggung mertuanya menjauh, ia khawatir ibu dari sang suami itu curiga. Sedikit ada perbedaan dari sikap mertuanya.
****
"Hati-hati ya," ucap kakak ipar dari Fazrin kepada sanak saudaranya yang akan kembali pulang.
Semua anggota inti keluarga Fazrin mengantar ke depan halaman, sedangkan Fazrin melaju ke arah kolam karena ponselnya berdering. Mafka sendiri, ia memilih duduk di sofa sambil membereskan sisa acara. Sedikit tidak enak karena ia tidak membantu apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harapku Hadirmu
Spirituale#3 fazrin 24/06/2020 #2 fazrin 13/08/2020 Mafka Malihah Farha, seorang perempuan yang selalu berharap pada lelaki yang tak pernah mengharapkannya. Ia lelah selalu memberi hati! Namun, suatu hari ia dipertemukan dengan lelaki yang diharapkannya! Buk...