23-📝 Problem?

30 3 0
                                    

Aku pasrah, karena pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.

Pukul 14.50 Mafka dan Fazrin akhirnya berada di kediaman sang Bunda. Tentu saja disambut hangat di sana, terlebih Mafka yang merupakan menantu pilihan kedua orang tuanya.

Sekarang mereka tengah duduk di ruang tamu, menunggu Kak Mela yang langsung ingin ke sini saat mendengar Fazrin datang.

"Assalamualaikum, aduhh Az apa kabar kamu?" ucap Mela ketika datang.

"Waalaikumsakam, baik kak. Mana Caca?" tak lama suara keponakannya itu menggema.

"Uncle..." Fazrin langsung merentangkan tangan dan memeluk gadis yang masih berusia lima tahun itu.

Muach.. Muachh.. Cup.

Fazrin begitu gemas, sehingga terus menciumi Caca. Caca pun mengurai pelukan dan berlari menuju Mafka yang tersenyum.

"Aunty, cantik banget!" mencium pipi Mafka.

"Aduhh makasih loh, Masya Allah Caca makin cantik ya." pujinya dan gadis kecil itu tersenyum lebar.

"Udah dong, kasian aunty nya masih capek," ucap Mela menghampiri kemudian mereka saling berpelukan tanda bertemu kembali.

"Uu, pengantin baru. Gimana Maf, apa Fazrin ngerepotin kamu?" tanya Mela kepada adik iparnya itu.

Fazrin pun mendengkus, "Apaan sih kak." tak terima.

Mereka pun duduk dan kembali berbincang, terlihat perut Mela yang sudah membesar karena dulu masih belum terlihat.

"Gimana kak kandungannya, udah berapa bulan?" tanya Mafka.

"Alhamdulillah, sehat. Waktu kalian nikah masih empat bulan, sekarang udah delapan bulan loh. Lama banget kalian gak ke sini."

"Iya juga ya, hmmm Caca bentar lagi jadi kakak dong?" goda Fazrin dan Caca pun tertawa girang.

"Udah, Az istirahat dulu sana. Katanya mau ke rumah mertua kamu, mending istirahat dulu sana," titah Bunda Fazrin.

"Ya udah, bye Caca." mencubit gemas pipi keponakan pertamanya.

"Bye, Uncle-aunty."

Fazrin pun mulai beranjak diikuti Mafka yang merasa badannya pegal-pegal. Setelah meminta ijin mereka pun menuju kamar yang dulu menjadi kamar suaminya.

Pintu terbuka saat knop pintu ditekan ke bawah oleh sang pemilik kamar. Matanya berkeliling melihat seisi kamar yang dihiasi nuansa hitam dan putih, ya kamar lelaki kebanyakan!

Fazrin langsung merebahkan badannya di kasur sedangkan Mafka membuka jendela kamar, sinar matahari pun masuk lewat jendela.

Fazrin melirik cahaya yang sudah tidak terlalu panas itu. "Kalo mau istirahat di tempat tidur juga gak papa, saya tau kamu capek kan?" ucapnya memperbolehkan Mafka tidur di sampingnya.

Mafka pun menyungging senyum, karena jujur ia juga ingin cepat merebahkan diri dan langsung tertidur.

Mafka pun berjalan menuju tempat Fazrin, bantal guling menjadi pemisah bagian tempatnya. Perlahan Mafka pun merebahkan diri, ia senang bisa tidur di samping suaminya meski baru pertama kalinya.

Harapku HadirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang