39- 📝 Rasa kepercayaan.

36 2 0
                                    

Percaya adalah hal yang begitu dijaga, karena jika percaya itu luntur tidak ada lagi kata untuk mengembalikannya.
.
.
.
Happy Reading🌹

Seorang laki-laki tengah mengejar gadis yang selama ini menghindar darinya. Gadis itu berhenti dan duduk di bangku taman. Sebuah foto dari geleri handphone, dia pandangi dengan sesekali mengusap bulir air mata.

"Kita, ada di sini buat lo Nad." Perempuan itu menoleh saat suara itu membuyarkan pengingatnya.

"Yasa?" Dia mengusap air mata yang tidak mau berhenti menetes.

Ilyasa duduk di sebelah gadis itu kemudian berucap, "sorry ya Nad, gue udah buat persahabatan kita ancur." Nadya memejamkan mata.

"Lo gak salah, harusnya gue yang minta maaf. Gak seharusnya gue bertindak seperti itu," isaknya.

Ilyasa tersenyum hangat. "Kalo gitu lo mau kan bareng lagi sama kita?" tanya Ilyasa.

Nadya tersenyum haru. "Makasih, ya pak dosen," Nadya terkekeh, sempat cemberut tapi akhirnya Ilyasa pun tertawa.

Mereka sudah kembali.

Nadya yang ceria sudah terlihat lagi.

***
Hujan turun tanpa mendung yang mengawali, begitu deras dengan cahaya yang masih terlihat bersinar.

Fazrin menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.

"Hallo, ini dengan siapa?" sapa Fazrin.

"Gue, Rendi. Dan gue punya kabar buruk buat lo."

"Rendi, mau apa lagi?" Terlihat wajah Fazrin mengeras, ia begitu kesal dengan lelaki itu.

"Wah, gak sabar banget nih." Suara tawa dari Rendi menggema semakin membuat Fazrin marah.

"Lo jangan macem-macem ya!" Urat lehernya terlihat.

"Oke, gue kasih tau. Tapi kalo cuma omongan gue yakin lo gak bakal percaya. Jadi, gue bakal kirim buktinya."

Panggilan pun dimatikan sepihak. Tak lama pesan masuk, nomor itu mengirimkan sebuah foto.

Ting.

087xxxxxxx
Ternyata istri lo, punya simpanan.

Picture

Picture

Picture

Fazrin mengepal melihat foto itu, sebuah foto yang menampilkan seorang perempuan yang terpejam dalam pelukan seorang laki-laki. Laki-laki itu tengah mencium kening dan mata yang juga terpejam.

Ting.

087xxxxxxx

Karena gue baik. Gue bantu lo, gue udah sekap mereka berdua.

Sekarang, giliran lo. Lo, mungkin mau habisin mereka.

Gue kasih saran, talak istri lo! Biar dia bisa bersatu sama pacar aslinya.

Kasian dia kalo hidup jadi istri, lo.

Fazrin, tidak bisa lagi menahan amarah. Dia menggebrak sebuah meja. Melempar beberapa hiasan yang terpajang, di sebuah meja kecil.

Matanya berair, ia terduduk lemah. Tangannya menjabak rambutnya untuk menyadarkan bahwa ini bukanlah mimpi. Urat-uratnya terlihat jelas, air matanya pun sudah luruh.

"Arghhh, dasar pembohong!" ucapnya lirih, kemudian bayangan-bayangan yang telah Fazrin lalui bersama Mafka berputar begitu saja. Hatinya semakin perih saat menyadari bahwa itu hanya sebuah kebohongan.

Harapku HadirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang