Kita harus serahkan segala apapun hanya kepada Allah, Dzat yang tak pernah tidur.
"Tapi ya kak, kalo na-." kalimat ini tidak Mafka hentikan karena suara handphone yang bergetar.
Drtttt... Drttt... Drttt
Fazrin pun melihat layar handphonenya. Sebelumnya ia menepikan mobil karena tidak baik berkendara sambil menerima panggilan.
"Iya, hallo?"
"..."
"Kenapa saya bisa lupa! Oh ya udah sekitar 10 menit saya ke sana, kalo pun telat kamu pastikan jangan pergi dulu sebelum saya datang."
"...."
Fazrin melirik sekilas ke Mafka dan Mafka hanya mengernyit heran.
"Kenapa kak?"
"Ada urusan di cafe." datarnya sambil kembali mengemudi dengan kecepatan di atas Rata-rata lagi.
Mafka terperanjat menyadari mobil begitu kencang dan kembali pada keadaan beberapa jam yang lalu.
"Euuu, kalo kakak sibuk. Aku bisa turun kok." pelan Mafka.
Fazrin melirik, "Kenapa dari tadi minta turun?!" kalimat itu tanya tapi seperti gertakan.
"Maksudnya kalo gak bi-." kembali ucaoan itu di berhenti namun kali ini Fazrin memotongnya.
"Kamu ikut ke cafe!" tegasnya dan membuat Mafka tertunduk diam.
Mobil pun semakin melaju kencang, dan dua orang di dalam tidak ada yang berbicara sedikit pun. Mafka memalingkan wajah enggan melihat Fazrin yang terlihat khawatir.
Setelah berada di parkiran cafe, keduanya mendengar beberapa keributan yang sepertinya melibatkan Fazrin yang datang tidak sesuai janji.
"Saya sudah menunggu sedari tadi, sebenarnya ke mana pemiliknya?" ocehnya sambil berdiri.
"Maaf bu, sebentar lagi Pak Fazrin akan datang. Dia terjebak macet sepertinya," ucap seorang pelayan yang sempat menelepon Fazrin.
"Apa? Kamu bilang terjebak macet? Mana mungkin, toh saya ke sini lancar-lancar saja!" mengambil tas dan hendak pergi.
"Saya mohon tunggu sebentar saja bu."
Fazrin pun melihat si Ibu akan pergi, ia langsung berlari menuju Cafe. Namun ia kembali menengok dan menghampiri Mafka yang diam.
"Oh ya, nih kunci pintu ruangan atas. Kamu tunggu di sana!" ucapnya pergi setelah sebelumnya melempar kunci dan berhasil ditangkap oleh si tujuan.
Mafka mengedarkan pandangan ke ruangan yang ada di bagian atas. Semuanya tampak berantakan, apa suaminya itu tidak pernah menyuruh orang lain untuk membersihkan?
Ia mendekati jendela, terlihat bagian utama dari cafe. Di sana ada suaminya dan seorang yang mungkin berpengaruh, terlihat dari kekhawatiran Fazrin jika ia datang terlambat menemui seseorang itu.
Menurut salah satu pelayan, dia adalah seorang yang menilai dan mereview tempat-tempat yang menyediakan berbagai makanan dan minuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harapku Hadirmu
Espiritual#3 fazrin 24/06/2020 #2 fazrin 13/08/2020 Mafka Malihah Farha, seorang perempuan yang selalu berharap pada lelaki yang tak pernah mengharapkannya. Ia lelah selalu memberi hati! Namun, suatu hari ia dipertemukan dengan lelaki yang diharapkannya! Buk...