11-📝 ...

40 6 8
                                    


Pagi, menjadi awal kisah yang ingin mencipta bahagia

Adzan subuh membangunkan Mafka, perlahan ia membuka mata dan menyadari suaminya masih tertidur pulas. Mereka tertidur di sofa karena menunggu lampu yang menyala.

Senyum merekah ketika melihat wajah itu, wajah yang telah membuat ia melupakan seseorang. Seseorang yang pernah membuat hatinya tertutup untuk orang lain.

"Kak, bangun." Menggoyangkan badan Fazrin agar matanya terbuka.

Alih-alih bangun, Fazrin malah membelakangi sumber suara yang sempat ia dengar.

Sebuah ide pun muncul, ia beranjak dan mengambil gelas berisi air yang kemudian ia cipratkan kepada Fazrin.

Crttt ... Crtttt ...

"Eh, hujan-hujan!" teriaknya langsung berdiri.

"Hahaha!"

Sadar dirinya dibodohi ia mendelik tajam, tanda ketidaksukaannya.

"Lain kali, jangan pake air!" tajamnya.

"Ya, maaf soalnya gak bangun-bangun," sesal Mafka.

"Kak, udah adzan. Cepet ke masjid," titahnya dan Fazrin pun berlalu menuju kamar mandi.

Setelah Fazrin pergi ke masjid, Mafka pun mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat subuh.

Mafka melipat sajadah dan mukenanya, setelah selesai salat. Kemudian ia bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Kulkas yang ia buka, menyajikan kekosongan. Ia membuka bagian bawah dan hanya menemukan, sayur-sayuran.

Mafka mulai memotong-motong bahan yang ia temukan, namun tiba-tiba pintu terbuka begitu kencang.

Brakkk.

"Astagfirullah!" kagetnya.

Fazrin pun muncul dengan tergesa-gesa dan tangan yang memegangi perut.

"Kenapa kak?" tanya Mafka mengikuti Fazrin yang ternyata pergi ke kamar mandi.

Mafka mengetuk pintu tapi Fazrin hanya diam, ternyata Fazrin diare. Tak lama Fazrin keluar, namun kembali masuk.  Mafka hanya terkekeh, tapi juga tak tega melihat suaminya kesakitan sampai harus bolak-balik kamar mandi.

🐚🐚🐚

Mafka sudah bersiap menuju kampus, jadwalnya ia ada kuliah pagi ini. Dan sebenarnya Fazrin juga ada jadwal yang sama, tapi melihat suaminya masih lemas akibat bolak-balik kamar mandi, sudah dipastikan ia tidak akan masuk kuliah.

Setelah di beri obat, akhirnya Fazrin bisa diam. Mafka pun membawakan sup buatannya ke tempat Fazrin, tengah berbaring.

Fazrin berbaring, tapi tidak menutup mata. "Kak kalo udah baikan, nanti makan ya sama sup. Gimana masih sakit?"

"Lumayan," ucapnya.

"Ya udah aku, berangkat dulu." Menyodorkan tangannya untuk menyalami sang suami.

Harapku HadirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang