Chapter 28 °Isak

1.6K 137 6
                                    

🎧 Mulmed : I'm Gonna Lose You - Meghan Trainor

Vote kalian sangat berarti!

***

"Kak, lo nggak ada hubungan apa-apa, 'kan sama Naya?"

Aksa menghentikan aktivitasnya memakan cilok. Pemuda berahang keras itu pun menatap lekat-lakat manik mata Ayris. Sorot matanya seolah mengintimidasi gadis itu. "Lo nggak percaya sama gue, Ris?"

"Ma—maksud gue bukan gitu," lirih Ayris merasa bersalah. "Tadi, aku kan nonton LCC, dan duduknya sebelahan sama Naya. Dari situ, dia cerita banyak tentang lo. Nggak tau kenapa, gue ngerasa kalau dia suka sama lo, Kak."

"Terus kalau dia suka sama gue, gue juga harus suka sama dia? Gitu?"

Ayris nyaris tersedak dengan ice tea yang ia minum. "Ya jangan, dong!"

"Makanya percaya aja sama gue, gue nggak akan berpaling dari lo. Asal lo tau, lo itu first love gue."

"Bukan Sandi?"

"Sandi siapa?"

"Ish! sekali-kali liat sosmed dong yang lagi viral apa, jangan buku mulu yang dibaca!"

"Kata siapa? Tiap hari gue liat, kok." Jeda beberapa detik sebelum Aksa kembali berkata, "Liatin pacar gue yang cantiknya nggak ada akhlak."

"Gomballlll."

"Sayang tapi, 'kan?"

"Sayangggggggggg."

Aksa mengelus lembut puncak kepala kekasihnya seraya tersenyum lebar. Lain halnya dengan Ayris. Dalam hatinya ia merasa sedikit lega bahwa Aksa akan selalu mencintainya. Walau sejujurnya, ada serpihan ragu yang membercak dalam sanubari.

***

“Del, gimana keadaan kak Rian?” tanya Ayris.

“Iya. Dia bisa ikut tampil, ‘kan?” sahut Regal—salah satu anggota dalam grub band Ayris.

Hari ini. Tepatnya satu jam lagi, kompetisi band yang merupakan rangkaian perlombaan dari Festival Champion School, akan berlangsung. Setelah mengikuti seleksi saat ekstrakuliker music minggu lalu, band Ayris yang terpilih menjadi perwakilan dari SMA Bagaskara dalam festival tahunan ini. Namun, Rian—sang gitaris dari band itu justru mengalami cidera saat pertandingan football kemarin.

“Sorry banget, Riannya belum sembuh. Cideranya cukup parah, dia aja nggak bisa berangkat ke sekolah hari ini,” terang Dela.

“Yah, terus gimana nasib penampilan kita? Kita udah dipercayain untuk mewakili Bagaskara loh, masa iya kita harus mundur,” kata Shena—pianis dalam band itu. “Gimana dong, Ris?”

“Nggak tau, pusing, mau beli truk aja.”

“Ish, lagi serius ini!” pekik Dela.

Ayris kelimpungan, ia juga bingung harus berbuat apa. “Em ... emang nggak ada gitu yang bisa gantiin kak Rian main gitar?”

“Gue bisa.” Tiba-tiba muncul seorang lelaki berpostur tubuh tinggi di ambang pintu ruang music.

“Kak Aksa?” Ayris terperanjat melihat kehadiran cowok itu. “Emang lo bisa main gitar?”

“Lah, Ris? Aksa emang jago main gitar. Dulu aja pernah ikut ekskul music, but setelah menjabat jadi wakeltos, dia keluar deh.” Regal yang merupakan satu angkatan dengan Aksa pun menyahuti. “Masa lo nggak tau, sih? Bukannya kalian berdua pacaran?”

ISAK (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang