🎧 Mulmed : 12 Tahun Terindah - BCL
***
Seberapa lama lagi lo mau menutup mata lo?
Gue ... capek nunggu.***
"Gimana, rekaman cctv-nya udah keluar?"
Kenzo yang sedang asyik memakan bakso di sebuah kedai makanan, menoleh ketika mendapati suara bariton Aksa dengan cowok lain di sebelahnya.
"Perasaan gue aja atau emang bener akhir-akhir ini kalian kek surat sama perangko? Lengket banget."
Bagaimana ia tidak keheranan? Aksa dan Sergio yang terkenal selalu beradu argumen karena masalah sepele, kini justru ke mana-mana selalu barengan.
"Gue sama Aksa sodara," sahut Sergio.
Bakso yang ukurannya sebesar bola pingpong itu nyaris membuat Kenzo tersedak. Astaga, kenapa akhir-akhir ini banyak sekali kejutan yang silir ganti berdatangan? Pertama, fakta bahwa hubungan Aksa dan Ayris telah kandas. Kedua, kecelakaan yang dialami Ayris dua minggu lalu. Dan sekarang ... Aksa dan Sergio saudara? Bagaimana bisa?
"Seriusan anjir! Kok bisa? Bokap lo nikah lagi, Sa?"
"Panjang banget kalau gue ceritain dari awal."
"Mana rekaman cctv-nya? Udah keluar, 'kan?" Aksa mengembalikan topik pembicaraan.
"Halah main rahasia-rahasia lo, oke!" Kenzo melipat kedua tangannya, ia merajuk khas anak kecil yang tengah ngambek.
"Ken, please ... lagi serius ini. Pending dulu gilanya, ya?" Kenzo membelakakkan matanya, apa dia bilang? Gila?
Lah, otak gue ketinggalan di rahim mak gue pas lairan, gimana ga gila coba?
Ingin sekali Kenzo melontarkan gurauan recehnya itu. Namun, ia tau betul kalau sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Maka dari itu, Kenzo pun mengeluarkan flashdick dari kantong celananya.
"Nih, dikasih bokap gue tadi malem. Gue belum buka. Rekaman paan emang?"
Dengan gerakan cepat, Aksa langsung merebut benda kecil itu, membuat Kenzo melongo di tempat.
"Santuy napa, Bre."
"Yuk, Gi, langsung aja." Aksa bangkit dari duduknya, yang diikuti oleh Sergio. "Oh iya Ken, bilangin makasih sama om Erwin. Gue duluan."
"Woy mau ke mana kalian tai!"
Aksa menancap gas mobilnya dengan kecepatan penuh menju kediaman Arsennio. Setibanya di sana, Sergio langsung mencolokkan flashdick itu pada laptop miliknya. Lantas, mereka duduk sambil terfokus pada rekaman cctv yang berasal dari salah satu restaurant yang letaknya tak jauh dari Panti Asuhan Cahaya Kasih.
Ya, selama dua minggu ini, mereka yang dibantu oleh Erwin--ayahnya Kenzo sekaligus detektif handal, menyelidiki kasus tabrakan yang dialami oleh Ayris. Meskipun awalnya hanya asumsi semata, namun setelah diselidiki ternyata asumsi itu memang benar adanya. Tabrakan yang hampir saja merenggut nyawa Ayris adalah tabrak lari sekaligus tabrakan yang direncanakan.
"Pause," suruh Aksa ketika bola matanya menangkap sesuatu di rekaman itu. "Zoom coba."
"Plat mobilnya kayak kenal gue." Sergio menaikkan alisnya.
"Ini mobil Iren, 'kan?" Aksa menduga-nduga. "Nggak salah lagi. Ferrari seri 458 speciale warna merah, itu mobilnya Iren."
"Udah si lupain, dianya juga udah nggak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISAK (Completed)
Teen Fiction-Belum direvisi Ketika kita dipertemukan kembali oleh takdir.