Chapter 33 °Isak

1.6K 140 3
                                    

🎧 Mulmed : Teman cintaku - Devano Danendra ft. Aisyah Aqilah

Vote kalian sangat berarti!

***

Setelah hari itu, hubungan Aksa dan Ayris berjalan seperti sedia kala. Berangkat dan pulang sekolah bereng, berduaan di kantin seraya membagi tawa, belajar kimia sepulang sekolah, dan menghabiskan quality time di hari libur. Mereka saling mengisi hari-hari indah itu dengan bumbu cinta. Bahkan, keduanya menjadi lebih dekat. Aksa yang sebelumnya sangat tertutup dan menjaga privasy keluarganya, kini mulai membagi cerita dan masalahnya. Mempercayakan Ayris sebagai pundak untuk sandaran tatkala hatinya tengah gundah.

Saling terbuka memang tidak seburuk yang ia kira.

Perihal masalah Ayris dengan Sergio? Meskipun belum secara gamblang bahwa Ayris telah memaafkan cowok itu, namun hubungan mereka sudah lebih baik. Perlahan Ayris melupakan malam di mana Sergio menciumnya itu. Sementara Sergio, cowok itu justru semakin menghindar dari kehidupan Ayris dan Aksa. Bersikap layaknya pecundang, tak mau memperjuangkan gadis yang disukanya.

Mungkin dia sadar diri, juga posisi. Bahwa Ayris tidak akan bisa ia genggam. Sudah ada tangan lain yang menggegamnya, genggaman itu begitu dinamis sehingga tak akan pernah terlepas sekalipun.

Lalu tentang Kanaya? Antara Aksa dan Ayris, memang tidak mempunyai masalah lagi dengannya, barang sekecilpun. Semua berjalan normal, hanya saja kini Ayris jadi berteman dengan gadis itu.

Benar, dalam setiap permasalahan pasti ada sisi positifnya.

"Dela, Dela!" panggil Kenzo di tengah kesibukan Dela melahap cilok mbak Rose.

Ya, kini ... Ayris, Aksa, Dela, dan Kenzo tengah duduk bersama di salah satu meja yang terdapat di kantin SMA Bagaskara.

Kebersamaan mereka pun mengundang rasa iri dari anak-anak Bagaskara. Maka tak heran, jika kini banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dari jarak jauh, layaknya orang yang sedang mengintai. Sebenarnya, objek iri mereka itu lebih terfokus pada pasangan bernama Ayris dan Aksa. Heran saja, kenapa semakin hari hubungan sejoli itu semakin lengket.

"Apa?" jawab Dela sekenanya.

"Tau Willy anak IPS 4 nggak?" Dela menggeleng, nama itu teramat asing di telinganya.

"Kalau Yuma?"

"Nggak tau juga."

"Mau gue kasih tau?"

Dela mendengus kesal. Sebenarnya apaa yang ingin dilakukan cowok gila itu? Awas saja, jika Kenzo hanya mempermainkannya.

Dengan berat hati, Dela pun mengangguk. "Paan?"

"Willyou (Will you) marry me? Yumast (You must) be happy to live with me," jawab Kenzo dengan aksen british-nya yang belepotan.

Cowok pemilik lesung pipi itu menepuk-nepuk dadanya, sombong. Ia sangat bangga lantaran telah menemukan metode baru untuk menggombal. Tidak sia-sia kemarin malam ia bolak-balik google-kamus hanya untuk mendapatkan terjemahan 'Maukah kamu menikah denganku? Kamu pasti bahagia hidup bersamaku.'

Definisi fakboy yang sesungguhnya.

Lain halnya dengan Dela, gadis dengan jepitan pita merah di rambutnya itu pun mebelakakakkan matanya. Terganggu sudah aktivitasnya memakan cilok untuk meladeni pertanyaan tidak bermutu dari jomblo akut itu.

"Tau faky anak IPA 3 nggak?" tanya Dela menirukan gaya bicara Kenzo.

"Siapa mereka, Sayang?"

"Fakyou, (Fuck you) Kenzo! Najis banget gue nikah sama lo!" Dela menatap Kenzo tajam. Membuat sang lawan bicara menggertakan giginya, kesal.

ISAK (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang