Berlarian seraya men-dribbling bola di tengah cuaca yang terik seperti ini memang sangat melelahkan dan menguras keringat. Apalagi jika menjadi seorang kapten dalam permainan itu. Minum saja tak cukup membuat dahaga kering, akhirnya sisa air di botol itu ditumpahkan ke kepalanya. Dan benar saja, Aksa merasa lebih segar setelahnya. Saat ia hendak meninggalkan lapangan basket, bola matanya menangkap seorang cowok yang berpakaian sama dengannya sedang berbincang dengan seseorang di depan ruang music. Entah karena rasukan apa, Aksa menyeret kakinya untuk menghampiri keduanya.
“Ayris pulang bareng gue.” Aksa menarik kasar pergelangan tangan gadis itu.
Perlakuan itu membuat Ayris dan Sergio tersentak. “Ih Kak Aksa apa-apaan, sih! Gue pulang bareng kak Gio!” bentak Ayris.
“Dua kali lo narik tangan dia secara kasar, lepasin!” Sergio menyahut, raut wajahnya tak kalah emosi dengan Ayris.
“Yuk kita pergi aja, Kak,” ajak Ayris kepada ketua osis itu setelah Aksa melepas tangannya.
“Bareng gue atau gue laporin ke bu Farah kalau lo nggak belajar hari ini,” ancam Aksa dengan ekspresi yang datar.
Ayris membalikkan tubuhnya dan berkata, “Sayangnya gue nggak takut sama ancaman lo itu!”
Kemudian Ayris dan Sergio pergi meninggalkan Aksa yang masih tercengang di tempatnya. Bagaimana bisa gadis itu menolaknya? Dan bagaimana bisa Aksa sekesal melihat Ayrish selalu dekat dengan Sergio?
Argh! Aksa mengancam rambutnya frustrasi.
***
Di dalam kamar ber-chat warna peach, Ayris merebahkan tubuhnya di atas bed cover bergambar minnion-nya. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan baginya. Pertama, dia harus duduk sendiri karena Dela tidak berangkat. Ngomong-ngomong tentang Della, Ayris belum mengabarinya sampai saat ini, ia akhirnya pun mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada sahabatnya itu.
Della jelek
Nape lo nggk berangkat tadi?
Bener-bener tega lo, Del
Gue kaya orang ilang duduk sendiri
Mana tadi semua orng nyebelin lagi!
P
P
Woy kamana sih!
Gue mau ceritaa Delonnnnn sudelonnn!
Percuma saja Ayris mengirim banyak pesan, whatsApp Dela cek list-nya hanya satu alias off. Karena kesal, Ayris pun melempar ponselnya ke sembarang tempat.
Kembali ke topik. Alasan lain mengapa hari ini begitu melelahkan yaitu karena wakil ketua osis menyebalkan itu terus mengganggunya, apalagi jika Ayris harus mengingat bagaimana kasarnya cowok itu menarik tangannya dua kali, Ayris benar-benar muak dengan perlakuan Aksa yang semena-mena itu. Namun di sisi lain, Ayris juga bingung mengapa sikap Aksa tiba-tiba seperti itu? Apakah cowok itu cemburu saat dirinya dekat dengan Sergio?
“Apa lo cemburu gue deket sama Kak Gio? Apa sumpah serapah gue waktu di kantin itu udah manjur?”
“Cemburu? What the hell, ngak mungkin,”
KAMU SEDANG MEMBACA
ISAK (Completed)
Ficção Adolescente-Belum direvisi Ketika kita dipertemukan kembali oleh takdir.