Vote kalian sangat berarti!
***
Bel istirahat SMA Bagaskara telah berbunyi sejak dua menit yang lalu. Dan kini, manusia-manusia kelaparan pun bergegas menuju kantin. Tak terkecuali dengan Ayris dan Della.
"Del, hari ini lo traktir gue, ya. Sekali-kali, deh," ucap Ayrish dalam perjalanan menuju kantin.
"Sekali-kali pala, lo. Tiap hari lo aja minta traktiran!"
Ayris cengar-cengir tak berdosa. Mempunyai sahabat seperti Della itu menyenangkan. Meskipun keduanya terlihat tidak akur, namun sebenarnya hubungan pertemanannya itu telah terjalin sejak mereka SMP. Tentang Ayris yang moody-an lalu Della lah yang berusaha mengembalikan mood Ayrish dengan cara-cara gila. Tentang Della yang suka halu lalu Ayris lah yang harus menyadarkannya. Juga tentang Ayrish yang selalu minta traktiran lalu Dela menurutinya. Unik.
"Lo mau pesen apa?" tanya Della ketika mereka sampai di kantin.
"Cilok super pedes satu porsi, gorengannya dua aja, sama green tea dingin."
"Bangkrut gue lama-lama, Ris," cibirnya kemudian berlalu menuju kantinnya mbak Rose-salah satu penjual di kantin yang sering genit kepada cowok-cowok.
Sembari menunggu Dela dan pesanannya datang, Ayris mencari meja yang kosong untuknya dan Della. Namun tanpa disadari, ia justru menabrak seseorang sehingga kuah bakso menimpa bajunya.
"LO KALAU JALAN LIAT-LIAT DONG! NIH BAJU GUE JADI BASAH!" teriak Ayrish menggema di sepenjuru kantin. Dia yang salah tapi dia yang marah.
Betapa terkejutnya Ayrish ketika mendapati cowok yang ditabraknya itu adalah cowok sama yang pagi tadi pagi ia ambil earphone-nya. Kali ini Ayrish dapat melihat name tag cowok itu. Benar yang dikatakan Dela tadi, bahwa nama cowok tersebut adalah Aksa. Tepatnya, Laksana Bukit Arsennio.
"Lah Nweg cantik yang jalan nggak pake mata, kok malah nyalain orang lain." Bukan, manusia kutub seperti Aksa tidak akan berbicara seperti itu . Itu adalah suara Kenzo-teman sekelas Aksa yang menjabat sebagai King Playboy di SMA Bagaskara.
"Nggak mau tau! Pokoknya lo harus tanggung jawab!"
"Mobil antik di pasar loak. Cantik-cantik kok galak," ledek Kenzo dengan pantunnya. "Ya udah sayang, sini biar Abwang yang tanggung jawab. Minta dilamar kan ahahaha."
"Diem! gue nggak ada urusan sama lo!"Ayrish menatap tajam ke arah Kenzo. "Bilangin ke temen lo suruh minta maaf dan nggak usah bisu!"
Yang disindir tak kunjung peka. Aksa justru meletakkan bakso yang sebagian isinya sudah tumpah lalu pergi meninggalkan kantin. Dia merasa tidak salah, jadi untuk apa dia harus minta maaf. Bukannya terbalik?
"Aksa, tungguin!" teriak Kenzo dan berlari mengejar Aksa.
"SIALAN! GUE SUMPAHIN LO JATUH CINTA SAMA GUE!"
Entah karena bisikan apa sehingga sumpah serapah itu keluar dari mulut Ayrish. Semua orang-orang di kantin pun cukup dikejutkan dengan penuturan gadis cantik itu. Terutama bagi kaum hawa di sana, mereka berisik-bisik dan menatap Ayrish dengan tatapan tidak suka.
"Dih kecentilan banget sih jadi cewek!"
"Pasti dia sengaja nabrak kak Aksa buat dapet perhatiannya!"
"Masih kelas sepuluh aja udah sok-sok an gitu."
"Mulutnya kayaknya nggak pernah di sekolahin, deh."
"Lonte kek dia ngapain sekolah di sini, sih."
Dan masih banyak lagi.
Wajah Ayrish sudah memerah. Bidang dadanya naik turun, jelas dia sangat emosi dengan hinaan yang rata-rata berasal dari kakak kelasnya. Sebelum amarahnya menjadi-jadi, Dela terlebih dahulu menarik Ayrish untuk pergi dari kantin.
"Ris lo gila, ya!" seru Dela ketika mereka sudah berada di koridor kelas sepuluh IPA.
"Cowok itu yang gila, Dela! Lo nggak liat? Baju gue basah kayak gini gara-gara dia. Dan dia main nyelonong gitu aja!" balas Ayrish masih dalam mood tidak baik.
"Ya tapi lo nggak harus nyumpahin kak Aksa jatuh cinta sama lo bisa, kan?"
"Kenapa sih, Del. Lo cemburu? Ya elah gue nggak akan suka lah sama manusia model kaya dia."
"Bukan gitu, Ayris. Dengan lo ngomong gitu, lo secara nggak sengaja ngibarin bendera perang dengan fans-fans-nya kak Aksa."
Benar yang dikatakan Dela. Tadi saja, Ayrish sudah terkena semprot mulut-mulut pedas kakak kelas. Tapi, bodo amatlah. Dia benar-benar marah saat itu sehingga tak bisa mengontrol mulutnya.
"Udah lah biarin aja. Sama-sama makan nasi kok takut," jawab Ayrish begitu enteng.
"Tap-"
"Udah udah ngomelin guenya dilanjut ntar. Sekarang anterin gue ke toilet buat bersihin baju gue dulu." Ayrish menarik tangan Dela untuk mengikutinya. Sementara Dela hanya berdecak kesal dengan kelakuan sahabatnya yang seenaknya sendiri.
***
"Ris nanti lo pulang sendiri ya! Gue mau jalan-jalan dulu sama Rian," ucap Dela sembari mengemas-ngemasi bukunya ke dalam tasnya.
"Yaelah ngapel mulu lo, Del. Nggak takut dosa lo tambah banyak?"
"Apaan, sih, yang jomblo nggak usah sirik deh, ya!" Dela menjulurkan lidahnya.
Airysh mendelik lalu berkata, "Awas aja kalau gue udah dapet pacar yang lebih ganteng dari pacar lo! Lo harus traktir gue seumur hidup!"
FYI, pacarnya Dela itu memang tergolong salah satu cowok tampan dan famous di SMA Bagaskara. Dia bahkan salah satu anggota osis dan ketua ekskul football di sekolah. Lalu bagaimana Dela bisa mendapat pacar seganteng Rian? Jawabannya adalah, dulu Rian pernah menolong Dela saat Dela pingsan di tengah-tengah upacara. Mungkin dari itu, keduanya menjadi dekat.
"Mana ada cowok yang mau sama cewek bar-bar plus sukanya minta traktiran kayak lo!" cibir Dela. Tentu saja hal itu hanya sebuah gurauan semata.
"Liat aja nanti!"
"Iya-iya. Lanjutin halu lo! Gue duluan, Ayris jelek!"
"Dih, lo itu yang sukanya halu!" pekik Ayris tak terima.
***
Ayris mengerucutkan bibirnya. Ya, dia sekarang sedang berada di depan gerbang untuk menunggu angkutan. Sendirian.
Oh ya Tuhan... andai ada pangeran jatuh dari langit.
Ah apa yang terjadi dengan gadis itu? Mengapa dirinya menjadi suka halu seperti Dela? Namun, siapa sangka, seseorang dengan ninja merah berhenti di hadapan Ayris.
Saat cowok itu membuka helm full face-nya, panorama seakan hadir di mata Ayris. Lelaki dengan bulu mata yang lentik itu menyunggingkan senyum yang sangat manis.
"Mau bareng, nggak?" tawarnya.
Bukannya menjawab, Ayrish justru melongo-tak percaya. Lain halnya dengan cowok itu, ia justru terkekeh melihat wajah konyol Ayrish.
"Mau nggak? Gratis, kok, ahahah."
"Eh-emang nggak papa, Kak?" Seketika Ayris menjadi idiot. Ia benar-benar gugup.
"Nggak ada yang ngelarang." Cowok itu menepuk-nepuk kursi penumpangnya. "Buruan, gih."
Tak ingin menghilangkan kesempatan emas, akhirnya Ayris mengikuti perintah sang empunya motor.
"Udah siap?"
"Udah."
Kemudian, motor ninja itu membelah jalan raya danmeninggalkan kawasan SMA Bagaskara.
***
Wehehe sapa tuh mas-mas berninja merahnya?
Salam cinta dari Ayris Pelita Ayudya
KAMU SEDANG MEMBACA
ISAK (Completed)
Teen Fiction-Belum direvisi Ketika kita dipertemukan kembali oleh takdir.