Vote kalian sangat berarti!
***
Pantulan wajah yang terpapar pada cermin besar di dalam kamar bernuansa peach itu begitu menawan. Bibir merah jambu dibuat lebih epik dengan olesan liptint yang tidak terlalu tebal. Kulit putih langsat lebih bersinar dengan butiran-butiran bedak yang berpadu di sana. Bulu matanya pun demikian, cairan hitam dari maskara membuatnya lebih lentik.
Ayris menggulum bibirnya untuk meratakan liptint yang ia kenakan. Setelahnya, bibir itu kembali bergerak membentuk satu lengkungan senyum.
Perfect. Batin gadis itu.
Tak lama kemudian, terdengar suara klalson dari halaman rumahnya. Melalui jendela kamar, Ayris mengintip dan mendapati lamborghini aventador sudah terparkir manis di sana. Tak ingin membuat sang empunya mobil menunggu, maka gadis itu pun turun dari kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Waw anak Bunda cantik banget! Mau kencan, ya?" goda Hellen-ibunya Ayris.
"Ish apaan sih, Bun! Orang mau jalan-jalan biasa," sungut Ayris sambil mengerucutkan bibirnya. "Btw, penampilan Ayris norak nggak?"
Hellen mengamati sandang yang dikenakan putrinya dari ujung kepala sampai kaki. Setelan monokrom yang dipadukan dengan kemeja oversized berwarna biru melekat sempurna di tubuh ideal gadis itu. Pun dengan crassbody bag dan sepatu kets berwarna putih yang membuat penampilan Ayris terkesan santai namun elegant.
Hellen mengacungkan ibu jarinya seraya berkata, "Nggak kurang, nggak lebih. Cantik!"
"Sip. Ya udah, Bun. Ayris pamit dulu ya. Assalamualaikum." Ayris mengecup punggung tangan Hellen.
"Waalaikumsalam. Jangan kesorean pulangnya! Salamin juga ke pacar kamu yang gantengnya kek oppa-oppa Korea."
"Iyaaaa Bunda yang cantiknya ngalahin mbak Lisa Black Pinkk," balas Ayris seraya berjalan keluar rumahnya.
Sesampainya di halaman rumah, gadis berpipi chubby itu langsung menarik dashboard dan masuk ke dalam mobil hitam milik Aksa.
"Yuk berangkatttt!" seru Ayris sembari meliliti tubuhnya dengan seatbelt.
Diacuhkan oleh kekasihnya, membuat gadis itu mengibas-ngibaskan tangannya ke udara dan memekik, "Woy! Malah ngelamun!"
"Cantik," sahut Aksa.
"Hah? A-apaan sih, Kak!" balas Ayris seraya tersipu malu. Gadis itu tampak salah tingkah di depan pemuda yang telah menjadi kekasihnya sejak seminggu yang lalu.
"Hari ini lo cantik banget dengan penampilan gitu."
Lagi-lagi, Ayris dibuat tersipu, ia memainkan tasnya seraya tertunduk malu. Padahal, lelaki di sebelahnya tidak bermaksud untuk merayu, namun Ayris merasa dirinya sedang dibawa terbang.
"Ehm ... " dehemnya untuk menutupi kegugupannya. "Jadi selama ini gue nggak cantik gitu?"
"Ya cantik. Tapi hari ini tambah cantik."
Sial, sial, sial! Mengapa ia sangat lemah hanya karena dipuji seperti ini? Lihatlah, pasti sekarang pipinya sudah berubah merah merona bak kepiting rebus.
"Lo pake blashon-nya ketebalan apa gimana, sih? Kok merah banget," ujar Aksa seraya terkekeh geli.
"Ish! Nyebelin lo!"
***
Setelah dua jam lamanya menonton film, Aksa dan Ayris keluar dari bioskop yang terdapat di Senayan City Mall. Keluar dari tempat itu, Ayris tak henti-hentinya tertawa di sepanjang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISAK (Completed)
Teen Fiction-Belum direvisi Ketika kita dipertemukan kembali oleh takdir.