28 - Kecewa

1.2K 96 1
                                    

Selamat membaca

"Dev jelasin,"pinta Dena sambil menatap Vano penuh memohon.

"Mau?"tanya Vano. Lalu dengan antusias Dena pun mengangguk.

"Kamu tau gak aku dulu pergi karna apa?"tanya Vano lagi. Kali ini Dena menggeleng.

'pantes' batin Vano.

Flashback on.

"Han kamu ikut bunda apa ayah?"tanya mirna--bunda Vano.

Ucapan itu membuat Vano menegang. Vano sudah faham betul dengan ucapan yang di lontarkan bunda nya karna, ia sudah duduk di bangku Smp.

"Maksud Bunda apa?!"tanya Vano tegas.

"Bunda cerai sama Ayah Han. Ayah selingkuh dari Bunda hiks."

"Ayah gak mungkin kaya gitu Bun.."lirih Vano sambil memeluk Bunda nya yang menangis.

"Tapi Bunda liat sendiri pake mata kepala Bunda sendiri Han hiks,"ucap Mirna sesegukan membuat Vano tidak tega melihatnya.

"Yaudah Farhan ngikut Bunda aja,"ucap final dari mulut Vano membuat Bunda nya makin nangis kejer.

"Maafin Bunda Han.."lirih nya.

"Iyah gak papa kok Bun,"ucap Vano sambil tersenyum.

"Yaudah--"ucap Mirna melepas pelukan Vano lalu menghapus air matanya kemudian memegang kedua bahu Vano.

"Kita pergi dari sini yah."

"M--maksud bunda?"

"Kita pergi dari negara ini,"ucap Mirna membuat Vano ternganga.

'Bagaimana dengan Sasa?'batinnya.

"Tapi bun--"

"Han sayang Bunda?"tanya Mirna.

Vano menimang nimang ucapan bunda nya lalu mengangguk lirih.

"Kita pergi yah?"

"Tapi kemana bun?"tanya Vano.

"London."

"But, why? Kenapa gak di luar daerah sini aja bun?"

"Bunda pengen lupain semuanya Han,"ucap Mirna meyakinkan Vano.

Vano menarik nafas panjang lalu kembali berkata,"Oke! Farhan ikut!"

"Yaudah sekarang kita packing,"ajak Mirna.

"Sekarang banget bun pindahnya?"

"Iyah emang kenapa?"

"Enggak, gapapa bun. Emang gak kecepetan?"tanya Vano lagi.

DeLta [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang