40 - Break

1K 84 0
                                    

Selamat membaca

Pagi ini Dena berangkat pagi karna ia ikut membantu persiapan acara ulang tahun sekolah yang diadakan lusa. Ia bergegas memasukan semua keperluannya lalu segera berangkat setelah berpamitan dengan orang rumah.

Apalagi pagi ini Dena tidak lagi diizinkan membawa Milky. Karna, Dena terlibat kasus jadi mobilnya itu disita sementara oleh papanya.

Dena menunggu angkutan umum yang selalu lewat di depan jalan kompleknya. Namun, pandangannya terhenti pada motor sport berwarna hitam yang berhenti di depannya.

Saat lelaki itu membuka helm fullface nya Dena terkejut dengan wajah yang terasa familiar dimatanya. Saat diingat ingat dia seperti teman abangnya yang dulu pernah main ke rumah.

"Hai, masih inget gue gak?" tanyanya sambil tersenyum ke arah Dena. Dena terkejut bukan main, bukannya dulu lelaki didepannya ini memiliki kepribadian yang cuek? Mengapa jadi ramah dan murah senyum begini?

"Emm, kak Karel kan?" tanya Dena memastikan. Kalian ingat Karel? Jika lupa kalian bisa buka Part 9.

"Masih inget ternyata, mau bareng gak?" tanyanya.

"Boleh?"

"Kenapa gak boleh?" Karel memberikan satu helm nya pada Dena lalu disambut baik oleh Dena.

Ohiya tentang Firza, dia sudah lulus sidang tinggal menunggu wisudanya. Sepertinya sama dengan lelaki dihadapannya ini.

Dena naik ke atas motor sport itu lalu Karel pun menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

"Emm, kak gimana sama sidangnya?" tanya Dena penasaran.

"Alhamdulillah lulus, dan itu semua berkat lo," ucap Karel meski sedikit tidak terdengar oleh angin. Namun, Dena masih mendengar apa yang diucapkan lelaki ini.

"Hah?"

"Enggak, lupain aja," elaknya lalu suasana pun kembali hening.

"Kelulusan kapan Na?" tanya Karel membuat Dena menjawab seadanya,"Ujian aja baru minggu depan kak."

"Aish masih agak lama ya."

Dena terkekeh dengan jawaban kakak tingkat nya ini, setidaknya beban fikirannya pada Alta bisa sedikit demi sedikit berkurang.

Karel memberhentikan motornya dipinggir jalan, membuat Dena tersentak karna Karel yang berhenti mendadak.

"Ada apaan kak?" tanya Dena.

"Na, gue tau rasa ini gak akan pernah terbalaskan tapi gue sedikit lega kalo udah ngomong ini, gue sayang sama lo seperti sayang seorang lelaki kepada seorang perempuan, terserah lo mau jauhin gue apa enggak yang penting kalo lo butuh gue, lo bisa hubungin gue kapan pun. Selagi gue ada gue siap."

Dena terbengong lalu menoleh kearah samping, air matanya menetes. Bukan, bukan karna ucapan yang diucapkan Karel tapi ia melihat Alta sedang berciuman dengan gadis berbeda. Bukan Kiran ataupun gadis yang dikenalnya.

"Loh, lo kok nangis?"

Dena tidak mengindahkan ucapan Karel, ia hanya menatap kedua sejoli yang sedang tertawa bebas di taman sebrang sana.

DeLta [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang