DeLta [Completed]

17 - Ngapel

Selamat membaca

"Assalamualaikum,"ucap seseorang dibalik pintu utama rumah keluarga Rizki.

Tok tok--

Cklek.

Keluarlah seorang gadis cantik berbalut piyama berwarna biru dan bergambar doraemon.

"Selamat malam apakah saya bisa bertemu dengan yang bernama Nandra?"tanya seseorang itu.

"Ngapain?"tanya Dena datar.

"Mau apa juga boleh, diizinin masuk gak nih?"tanya seseorang itu lalu Dena pun segera mempersilahkan ia masuk.

"Siap-- eh, nak Al,"sapa Rani.

Alta pun segera menyalami kedua orang tua Dena.

"Selamat malem om papa, tante mama,"sapa Alta sopan.

"Malam, mau apa malam malam kesini?"tanya Rani.

"Mau--"

Ucapan Alta terpotong saat Firza tiba tiba menyelanya.

"Mau ngapel lah maa, pake ditanya lagi--awww,"ucap Firza yang diakhiri cubitan maut dari gadis disampingnya.

"Rasain!"pekik gadis itu membuat semuanya tertawa kecuali si makhluk es itu karna, Dena sudah nyelonong pergi menuju pintu belakang.

"Oh iya Al kenalin ini pacar gue,"ucap Firza memperkenalkan gadis yang berada disampingnya pada Alta.

Kemudian gadis itu pun mengulurkan tangannya lalu disambut baik oleh Alta.

"Disya Keranina Benly panggil aja kak Disya,"ucap gadis yang kerap dipanggil Disya itu.

"Haii kak Dis,"sapa Alta.

"Kalo gue Hendriksa Alta Abimayu panggil ae Al,"lanjutnya.

"Udah sana ke taman belakang, Dena suka banget duduk disitu,"titah Dani lalu Alta pun segera menyusul Dena.

Sesampainya di taman belakang, Dena hanya sedang melamun sambil duduk dan kakinya menjuntai ke bawah.

"Haii princess,"sapa Alta dari belakang membuat Dena sedikit terjolat kaget namun dengan wajah yang datar.

"Mana ada orang kaget kaya begitu?"

"Ada,"jawab Dena.

"Dimana?"

"Disini."

"Siapa?"

"Gue lah."

"Yang nanya,"ledek Alta membuat Dena mencubit pinggang Alta.

"Dasar not have akhlak,"ucap Alta sambil mengusap usap pinggangnya.

"SsD lah."

"Apatuh SsD?"tanya Alta.

"Suka suka Dena wlee,"jawab Dena dengan lidah yang dijulurkan membuat Alta gemas lantas langsung menjapit hidung Dena.

"Awhh sakit Al,"lirih Dena sambil mengusap usap hidungnya.

"Ssa dong."

"Plagiat ih,"jawab Dena.

"Biarin wlee."sekarang giliran Alta yang menjulurkan lidahnya.

"Mau gue suruh Ara potong lidah lo?"tanya Dena membuat bulu kuduk Alta meremang.

"Gadeh makasih."

Setelah itu keadaan tiba tiba menjadi sunyi membuat Alta membuka suara,"Nan."

"Why?"tanya Dena dengan pandangan lurus kedepan.