38 - Arti sahabat

901 89 0
                                    

Selamat membaca

Satu minggu kemudian..

Kini hari pertamanya memasuki kembali pekarangan sekolah setelah satu minggu ia diskors dengan sahabatnya.

"Hai Na! Yuk bareng, pengeng gue ngedenger cemoohan mereka tentang kita,"ucap Lensi yang datang dari arah belakang.

"Dah lah yang penting kita gak ngelakuin apa apa jadi buat apa kita marah?" jawab Dena yang dijawab senyuman oleh Lensi.

'Gue kira punya urat malu, eh ternyata gak ada bedanya sama kelakuan Wulan dulu'

'Iya tuh! Wulan udah insaf eh malah ada lagi'

'Emang bener ya kata pepatah, hilang satu tumbuh seribu'

'Jalang kan emang gak punya urat malu'

Dena dan Lensi hanya acuh saja mendengarnya, sejujurnya mereka sudah muak dengan omongan semua orang. Niara pun sudah meronta ronta ingin keluar namun ditahan oleh Dena.

Kedua orang tua keduanya pun mengelak apa yang mereka dengar. Malah jawabannya dulu saat dipanggil sekolah begini.

"Bapak ini bercanda .. Anak saya setiap malem itu bobo nyenyak dirumah. Saya yang selalu pantau setiap jam 9 sebelum dia tidur dan jam 12 pas dia lagi tidur nyenyak nyenyaknya," ucap Rani dulu.

Sedangkan bunda Lensi malah tertawa di dalam ruangan kepsek sambil berkata."hahaha anak saya menjual diri? Gak salah? Siapa yang membuat lelucon ini astaga! Anda bilang anak saya setiap malam pergi ke kelab? Heii ngotak dong! Anak gue itu setiap malem gue kelonin sampe tidur bahkan gue elus elus pala nya. Gue juga tidur satu kamer sama anak gue, bapaknya kan CEO GUSELOW COMPANY! Mana sempet anak gue mikir buat jual diri!"

Dena dan Lensi tertawa mengindahkan ucapan Frida--bunda Lensi yang berteriak sambil tertawa di depan pak George--kepala sekolah barunya.

"Gue ada senengnya bunda ngebela gue tapi ada keselnya pas bunda malah nyebarin aib gue astaga," ucap Lensi sambil menutup mukanya malu.

Bruk.

"L-ensi.." ringis Dena saat tau siapa yang ditabrak Lensi.

Lensi mendongak dan mendapati sepasang mata penuh kekecewaan terpancar walaupun lelaki itu tidak menatapnya.

Selang beberapa detik Lensi menatap lelaki itu suara cempreng memasuki gendang telinga ketinganya,"Morning babe how are you doing?"

"Hmm," ucap lelaki itu lalu pergi dari hadapan Lensi diikuti gadis yang tadi meneriaki lelaki itu.

Lensi memandang lesu punggung lebar di belakangnya yang menghilang ditikungan koridor.

"Na.. Kevin kecewa banget ya sama gue?" tanya Lensi lirih. Dena menatap iba pada sahabatnya lalu merangkulnya untuk melanjutkan perjalannya menuju kelas.

"HOY!!" pekik kurang lebih 5 orang tengah berlari ke arah keduanya.

"Omaygatt we miss you're so much!" pekik Baby memeluk Lensi dan Dena diikuti oleh Livia.

Saat mereka berpelukan banyak yang mencibir bahkan mengatai Dena dan Lensi bahwa Baby, Livia, Vano, Agler dan Azka di hasut untuk selalu berteman dengan mereka berdua.

Mereka ber tujuh berjalan bersama dengan para perempuan di depan dan lelaki di belakang.

'Palingan juga dipelet biar gak dijauhin'

'Iyatuh atau dihasut biar kemakan omongan mereka'

'Livia cantik tapi temen nya busuk semua'

DeLta [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang