5. Jangan lakukan!

1.4K 118 132
                                    

Putar mulmed jangan lupa

Jika semua orang sudah tahu bahwa perkataan itu lebih kejam dari perbuatan. Mengapa masih banyak orang yang melakukannya?

~Magnesium Zenith Nabastala~

***

Happy reading

"Parah, gue mimpi nembak cowok yang nolong gue waktu itu, masa? Astaga, gue nggak pernah segitunya ya ke cowok!"  Iva bercerita heboh sembari berjalan melewati koridor rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Parah, gue mimpi nembak cowok yang nolong gue waktu itu, masa? Astaga, gue nggak pernah segitunya ya ke cowok!"  Iva bercerita heboh sembari berjalan melewati koridor rumah sakit.

Salah satu teman Vera adalah anak MHS 2, membuat Vera mengajak Iva untuk menjenguk sore ini. "Baru kali ini lo kagum sama cowok selain pemain bola. Kayaknya itu bisa bener-bener terjadi," balas Vera.

Iva tampak tidak terima. "Plis lah, gue nggak kenal sama dia loh," rengek Iva frustrasi.

"Gini nih jodoh. Nih ya gue ceritain, Ayah gue dulu ketemu Bunda di kasir terus Ayah kepikiran terus sama Bunda. Ayah akhirnya cari info Bunda sampek akhirnya mereka nikah. Jodoh kan," cerita Vera gembira.

Iva menatap Vera tak percaya. "Aduh, Lidah Buaya, masa gue stalking dia? Gue aja nggak tahu dia siapa, sekarang di mana."

Kelakar tawa Vera terdengar. "Ya itu salah lo lah nggak tanya namanya."

"Ish, mana bisa gue tanya kalau wajahnya aja udah ganteng gitu. Asli lo pasti kalau lihat----"

Mata Iva membulat ketika memandang bed yang didorong di sampingnya sampai ia menghentikan ucapannya begitu saja. Mulutnya sampai terbuka sampai bed yang membawa pasien cowok itu menghilang dari pandangannya.

"Woa, itu tadi cowoknya Ver. Iya asli itu dia. Ya ampun wajahnya ketutupan masker oksigen aja gantengnya masih keliatan. Eh tapi kok dari ICU untuk jantung ya? Apa jangan-jangan dia anak MHS 2 juga? Ya ampun!" pekik Iva tak karuan, melupakan kalau sedang berada di rumah sakit.

Vera mengabaikan Iva yang histeris. Pertanyaan besar tentang panggilan yang tidak kunjung diangkat itu kini sudah terjawab. Otak Vera masih tidak percaya dengan fakta yang ada. Entah ini suatu kebetulan atau tidak, yang jelas ini bukan suatu pertanda baik.

***

Magnus memang benar-benar hebat. Selepas tiga hari mendekam di ICCU, Magnus akhirnya merasakan dirawat di ruang biasa. Setidaknya itu lebih baik, meskipun elektroda bedside monitor masih terhubung ke tubuhnya. Anak itu masih terlihat lemah meskipun tingkat kesadarannya sudah baik.

Hal pertama yang Magnus lihat saat sampai di kamar rawatnya adalah sosok Al dengan wajah tampak kusut dan lelah. Rambutnya acak-acakan. Wajah seperti ini biasa Magnus lihat saat Al memutuskan tidur di kamar dokter jaga IGD.

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang