36. Tertembak?

904 64 5
                                    

Al sama Magnus lebih ngangenin mana?

Happy reading

Hiruk-pikuk taman area favorit jogging awalnya menambah semangat Al yang akhir-akhir ini sulit olahraga pagi sebab selalu ditempatkan di shift malam dan pagi. Semangatnya perlahan pudar ketika diharuskan berhadapan oleh seorang wanita dari masa lalunya ini.

"Lo ngejauh sekarang, Al."

Al mendengus. Pertemuan tiba-tiba ini menyiksanya. "Gue punya alasan, Lea."

Azalea. Perempuan itu menatap Al lekat. Menaruh harap di sana. "Gue berharap lo ngelamar gue, Al."

Al terkejut di tempatnya. Tidak menyangka dengan apa yang dilontarkan wanita ini. "Mungkin hati kita merasakan hal yang sama, tapi gue belum bisa ngelakuin itu."

"Kenapa? Adek lo?" tebak Azalea lalu diangguki Al.

Perhatian dan fokus Al, ingin ia fokuskan pada Magnus sekarang. Anak itu sudah menderita dan Al pernah membuatnya lebih menderita hanya karena keteledorannya saat dekat dengan Azalea.

"Lo bisa bawa adek lo hidup bareng kita. Gue nggak masalah, kok," cetus Azalea.

Al bergidik mendengarnya. "Lo, kenapa jadi gini, Lea? Kesannya lo ngebet banget dan memaksa," ungkapnya jujur.

Azalea terkejut. "Cewek butuh kepastian itu wajar kan, Al?"

"Iya. Tapi dengan lo kayak gini secara nggak langsung bikin cowok ilfil sama lo."

Ucapan jujur dari Al seakan menusuk dadanya lalu terhantam, membuat Azalea kesulitan menarik napas. "Lo mikirnya gitu?"

"Coba bersikap dewasa, Lea. Kita tetep bersatu. Gue nggak ngeluangin waktu buat lo bukan berarti gue nggak peduli sama lo," jelas Al. Pertahanannya hampir runtuh melihat mata Azalea berkaca-kaca.

Azalea menggeleng. "Bersatu apa kalau kita semakin jauh gini, Al?"

Al meraih pundak Azalea. "Bersatu nggak harus saling deketan terus, Lea. Gigi atas dan gigi bawah aja harus berjauhan dulu sebelum akhirnya bersatu dan berhasil melembutkan makanan."

"Al," panggil Azalea lirih saat tangan Al menjaug dari pundaknya.

"Gue pergi," pamit Al meninggalkan wanita yang tanpa sadar digantungnya. Urusan hati terkadang memang sesulit ini.

Masih di tempat semula, Azalea mencerna perlahan filosofi gigi menurut Al itu. Setidaknya ia sedikit terhibur sekarang. Al yang seorang dokter memang suka menganalogikan sesuatu dari tubuh manusia, begitu pikir Azalea.

Lo harus segera jadi milik gue, Al. Tanpa atau dengan adanya adik penyakitan lo itu, batin Azalea.

***

Vera terkejut bukan main ketika tangannya ditarik oleh cowok yang dikenalnya dengan cepat. Ia ingin segera pulang sekarang, tetapi raut panik yang ditunjukkan cowok ini membuatnya ikutan panik.

"Sergio, ada apa?" tanya Vera ketika ia dibawa masuk ke mobilnya.

Sergio diam tidak menjawab sampai mobil yang dikendarainya keluar dari arena sekolah. Ia menatap Vera sejenak. "Mag, Ver."

Mata Vera melotot seketika. Detak jantungnya bertambah cepat. "Mag, Mag kenapa? Lurik gue kenapa?" tanyanya heboh.

Seketika Sergio menbuang pandangan lalu berlagak muntah. Jika sudah mantan dan masih bucin memang beda. "Ditembak. Dia punya luka baru."

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang