43. Rintangan

536 71 25
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak

Happy reading



"Lah. Acc belum kelar?"

Lerby terkejut bukan main saat tiba-tiba tangan Magnus menarik stopmap di lacinya. Buru-buru ia mencegah dan menggeleng. "Enggak kok, udah selesai."

Magnus melirik Lerby penuh intimidasi. Menjadi panitia kegiatan bukanlah hal pertama bagi Magnus. Ia hafal seluk beluknya. "Kalau udah selesai, pasti udah nyampai sekretaris lah."

Lerby semakin terpojok. Nyatanya, ia bohong perihal ini. Anggota sie Hubungan Masyrakat program kerja sulit diajak kerjasama dan hanya dirinya yang berjuang mendapat persetujuan dari pihak sekolah. "Sori, Mag," ucapnya penuh bersalah.

Magnus membolak-balik kertas proposal di tangannya setelah berhasil mendapatkannya. Pelajaran PPKn sedang berlangsung dan Magnus lebih memedulikan kegiatan Diklatnya. Sedikit nakal tidak akan terlihat.

"Masih kurang kesiswaan sama kepsek. Yok, hari ini selesai." Tiba-tiba Magnus bangkit dari duduknya membuat Lerby membelalak. Ditambah lagi saat ini Magnus meminta izin kepada guru PPKn tersebut.

"Kenapa nggak kemarin aja diselesaikan?" Bu Nari bertanya.

Magnus melirik Lerby yang baru saja menyusul. Magnus bermaksud meminta jawaban. Ia hanya modal nekat untuk meminta izin ke salah satu guru pelit memberi izin ini.

"Pak Ginting ke luar kota, Bu kemarin dan baru pulang hari ini," jawab Lerby takut. Sebenarnya ia tidak tahu pasti kapan Pak Ginting ada di sekolah.

Bukannya menjawab, Bu Nari malah membuka buku di hadapannya. Magnus dan Lerby kompak melempar tatapan tanda tanya. Seolah itu sebuah kode bahwa keduanya tidak diizinkan keluar.

"Karena nilai kalian lumayan, bolehlah kalian keluar."

Magnus bersorak dalam hati. Ia segera menarik tangan Lerby agar cepat keluar. Semua siswa di kelas memandang keduanya iri sekaligus takjub. Sampai saat ini, di kelas XI IPA 3, hanya Magnus dan Lerby yang berhasil meminta izin untuk acc progja.kepada Bu Nari.

"Kapan lagi coba kita bisa bolos dengan cara terhormat gini. Lo harusnya makasih ke gue. Magnus gitu loh." Magnus berujar bangga. Tangannya ia rentangkan mengundang teriakan heboh dari rombongan siswi berpakaian olahraga yang kebetulan lewat.

"Kita ke X IPA 1 kan ini?" tanya Lerby berusaha menghentikan aksi Magnus.

"Iyap."

Namun, Pak Ginting tidak ada di kelas tersebut saat keduanya sampai. Menurut info dari salah satu siswa, Pak Ginting ada di ruang guru.

"Ini akibat lo sombong tadi nih pasti," tuduh Lerby pada Magnus.

"Lah, kok gue? Gue kan diem sedari tadi," kilah Magnus membela diri.

"Dahlah." Lerby berujar frustrasi.

Lerby melirik Magnus sejenak. Mencari persetujuan kegiatan jelas hal yang melelahkan. Ditambah kelas X IPA 1 berada di deretan gedung belakang sedangkan ruang guru ada di depan. Lerby takut nantinya Magnus kelelahan mengingat jaraknya sangat jauh.

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang