BAOBAB

10. Mendekatkan diri

Haloo kalian semua yang nunggu Magnus apa kabar?

Semoga selalu diberi kesehatan
Aamiin

Kalau ada yang kurang sehat, boleh gih periksa ke Bang Al. Nanti kita atur jadwalnya. Okee

***

Bolehkah seorang adik cemburu kepada kakaknya yang lebih mementingkan kekasihnya?

~Magnesium Zenith Nabastala~

Happy reading

"Naik!"

Alis Magnus terangkat sebelah ketika sedang berdiri tenang di depan halte sebuah suara dari sampingnya menganggunya. Beruntung ia hanya sedikit terkejut. Dipandangnya seorang cewek yang duduk di atas motor matic-nya ini dengan tatapan penuh tanya.

"Naik, Mag. Gue anterin lo pulang!" Rupanya menunggu respon Magnus bisa selama ini.

"Nggak, gue dijemput Abang, Va."

Iva berdecak. Di depannya tampak seorang cowok dengan motor ninjanya tampak memaksa cewek di sampingnya untuk ikut dengannya. Lalu pandangannya beralih pada dirinya yang berkebalikan dengan situasi di depan. Miris.

"Oke, gue tungguin sampai lo dijemput!" putus Iva melepas helmnya dari kepala lalu turun dari motornya. "Duduk!"

Magnus masih tidak bereaksi. Ia hanya melihat Iva yang turun dari motornya kemudian menunjuk bangku halte. Cewek itu duduk di bangku yang kosong.

"Sini, Mag," tunjuk Iva pada bangku kosong di sebelahnya.

Magnus tidak langsung beranjak. Ia terlebih dahulu melihat bangku lainnya yang masih diduduki beberapa orang. Bel pulang berbunyi belum lama, sehingga suasana sekolah masih terbilang ramai. Mau tidak mau Magnus harus duduk tepat di sebelah Iva.

Iva menghembuskan napasnya pelan. Sepertinya Magnus susah untuk diajak berbicara kali ini. Sorot mata dan nada bicaranya berbeda kali ini. "Mag, tebak nama enzim yuk!"

Magnus menoleh. "Gimana itu?"

Iva tersenyum. Usahanya berhasil. "Kayak abc lima dasar. Nanti yang nggak bisa tebak harus nyebutin fungsi enzim yang membantu pencernaan itu. Gimana?"