28. Kecerdasan jahil

628 69 5
                                    

Bahkan benda sepele saja bisa merekatkan tiga insan

~Lerby Tiernar Addis~

Happy reading


"Senyum terbit di bibir Sergio kala sebuah ide terlintas di benaknya. Ia bangkit, kemudian berjalan menuju meja belajarnya. Mengambil satu set spidol dari sana.


"Lo mau ngapain?" bisik Lerby bertanya.

Sergio menaikkan satu sudut bibirnya. "Coreng muka dia," jawabnya santai.

Mata Lerby terbelalak. "Gila lo!" makinya.

Bukannya menjawab, Sergio malah menempelkan jari telunjuknya ke bibir. Otak jahil Sergio memang patut diacungi jempol busuk.

"Kelakuan lo emang minus, Ser." Lerby menghela napas pelan. Berusaha agar Magnus tidak terbangun, sehingga Sergio bisa melancarkan aksinya.

"Kapan lagi coba bisa corengi mukanya?" ujar Sergio mulai membuka satu spidol berwarna hijau. Kulit Magnus yang putih pasti membuat seluruh warna mudah terlihat.

Lerby hanya bisa diam mengamati setiap pergerakan hati-hati Sergio pada wajah Magnus. Cowok itu mencoret atas alis Magnus sampai dahi dengan spidol hijau.

Tangan kiri Sergio menekan kuat mulutnya agar tidak tertawa. Ia beralih pada spidol biru yang dicoretkan ke sekitar bibir Magnus. Sergio tampak lihai melakukannya. Buktinya, sampai saat ini Magnus tidak merasa terusik.

Kekuatan iseng Sergio rupanya kini menular ke Lerby. Di tangan cowok ini sudah ada spidol hitam yang siap ia coretkan ke pipi Magnus layaknya blush on.

"Pada akhirnya ikutan juga," cibir Sergio pada Lerby.

"Mumpung ngerjain temen itu membuat bahagia." Lerby berulang kali menarik napas agar tawanya teredam. Sungguh melihat wajah Magnus kali ini membuat perutnya tergelitik.

"Dagu Magnus warna merah bagus kali ya?" usul Sergio. Matanya mengamati semua spidol dengan seksama.

"Sekitar mata apa enaknya?" tanya Lerby mulai kebingungan.

"Ungu aja sampai pelipis."

Lerby hanya mengangguk menuruti usul Sergio. Ia memulainya dari pelipis, karena pasti akan sulit jika sudah melalui mata.

"Masa hidungnya oranye?" Sergio berpikir keras untuk memikirkan warna yang tepat. Warna lainnya tampak tidak menarik. "Ah ini aja deh," putusnya mengarahkan spidol oranye ke hidung mancung Magnus.

Tawa Lerby dan Sergio tak tertahankan jika di sini. Keduanya berlari cepat keluar dari kamar sebelum tawanya meledak.

"Hahaha, parah lo. Asli," puji Lerby menepuk keras bahu Sergio di sampingnya.

"Sakit ish!" Sergio menjauhkan diri dari Lerby. Matanya melirik dalam kamar di mana Magnus masih tertidur pulas.

"Ser, di tangan lo apa?" tanya Lerby mendekat hendak meraih benda yang kemungkinan menjadi penyebab telapak tangan Sergio memerah.

Sergio memandangi tangannya. Ia baru sadar jika di tangannya ada spidol merah. Lagi dan lagi otak jahilnya bekerja dengan baik.

"Ler, panggil Sergio. "Lo tahu ini apa kan?" tunjuknya pada benda di atas telapak tangannya.

"Spidol merah?"

Ser mengangguk. Salah satu ujung bibirnya terangkat sekarang. "Lo tahu kan maksud gue?" tanya Sergio memastikan yang dibalas anggukan oleh Lerby. Senyum jahilnya terlihat.

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang