34. Misi lagi.

659 76 7
                                    

"Loh, Dek kamu sakit apa?"

Magnus tahu itu suara Harsa. Ia belum resmi menjadi pemimpin Tardigrada dan kini ia sudah menunjukkan sisi lemahnya kepada ketua terdahulu. Sepertinya memang Magnus harus merelakan lagi jabatannya sebagai ketua. Dulu PMR, sekarang Tardigrada.

"Saya punya CHD, Bang," jawab Magnus jujur dengan suara agak serak. Sudah terlanjur tetangkap basah bukan, untuk apa lagi menutupi?

Harsa membelalakkan matanya sembari masuk ke markas setelah diberi izin oleh Lerby dan Sergio yang terkejut dengan perkataan Magnus. Bukan karena penyakit Magnus, melainkan karena kejujurannya. "CHD? Congenital Heart Disease?" Tanyanya seolah tidak percaya. Padahal sejatinya Harsa sudah mengetahui hal ini. Ia hanya pura-pura tidak tahu saja.

Magnus mengangguk lemah.

"Sekarang pelantikan. Kamu kuat?" tanya Harsa.

Magnus berusaha mendudukkan tubuhnya dan berhasil. "Kuat. Bang," jawabnya sembari melepas nasal kanula dan menutup keluaran oksigen dari tabung.

Harsa mengangguk mantap. Dal hati tidak yakin, sebab Magnus terlihat masih pucat.

"Mag, lo gakpapa?" tanya Lerby takut-takut.

"Iya. Oksigen tadi udah cukup sekarang." Magnus meyakinkan.

"Bener?" Sergio ikut memastikan.

"Iya."

"Mag, kalau belum, minta keringanan ya?"

"Iya betul, Mag. Minta panitia nunda demi kesehatan lo pasti nggak masalah."

"Nggak," putus Magnus final.

Tidak ada yang tahu jika Harsa mengawasi gerak-gerik ketiganya sedari tadi.

Sesampainya di lapangan, rupanya semua junior belum terkumpul, sedangkan beberapa senior tampak berdiskusi.

"Siap, grak!"

Aba-aba dari Harsa membuat para junior bergegas membentuk barisan. Magnus dan Nouri berada di depan tengah.

"Ada yang ingin ditanyakan?" Dengan suara tegasnya, Harsa bertanya.

"Ada," jawab Magnus dan Nouri bersamaan membuat keduanya berpandangan sejenak.

"Apa?"

"Kenapa pemimpin Tardigrada saya?" tanya Magnus.

Harsa mengangguk mendengarnya. Ia semakin yakin sekarang. "Karena ketua Tardigrada harus berbeda dari yang lain dan itu terlihat jelas di kamu, Magnus."

Pasti gegara jantung gue, batin Magnus.

"Kamu siswa yang paling berani berkata jujur di sini dan tidak menutupi kekurangan. Selain itu, kamu tetap mempertahankan apa yang harus dipertahankan tanpa memedulikan ucapan orang lain. Saya suka akan hal itu. Jabatan ketua pantas kamu dapatkan," lanjut Harsa.

Kening Magnus berkerut.

"Justru anak dengan kekurangan seperti kita yang menjadi ketua, Magnus," sambung Harsa tersenyum lebar.

"Saya punya kelainan jantung seperti kamu, Magnus."

Magnus terkejut bukan main. Pria kuat di depannya ini memiliki nasib yang hampir sama sepertinya.

Tardigrada angkatan 55 berbaris rapi untuk disiram air kembang bergantian oleh kepala sekolah. Diselingi pembacaan struktur kepengurusan baru oleh senior dan pembacaan aturan yang harus dipatuhi setiap anggota.

Ketua diduduki oleh Magnus, wakil ketua oleh Nouri, dan empat inti lainnya sebagai tangan kanan ketua. Sergio dan Lerby nyatanya didapuk sebagai inti. Ditambah 2 anak lain dari ekstra Pramuka dan Paskibra.

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang