12. Bersebelahan

831 77 108
                                    

Dia mempunyai tali yang senantiasa mengikatku. Otakku menyuruh untuk berusaha melepasnya. Namun, hatiku mengeratkannya.

~Aloe Vera~

Happy reading dan baca sampai bawah. Jangan kaget


Salah satu kantin di MHS yang diminati siswa laki-laki adalah kantin milik Bu Aya yang letaknya berada di nomor dua paling pojok. Selain makanan yang dijual bermacam-macam dan enak semua, dari sini para cowok bisa melihat dengan jelas para cewek yang sedang mengantre.

Tempat ini sebenarnya juga kantin favorit anak-anak geng milik sekolah. Geng Tardigrada yang konon begitu ditakuti oleh siswa. Kabarnya, sebentar lagi geng itu akan pindah kepengurusan. Geng itu diurus oleh kelas 11 dan saat ini masih dipegang anak kelas 12.

"Kalian pernah heran nggak?" tanya Magnus tiba-tiba saat ketiganya sedang asyik menikmati makanannya.

"Pernah," jawab Lerby.

"Tapi nggak," sambung Sergio.

Magnus mendengkus. Padahal ia hanya memberi jeda sejenak pada pertanyaannya, tetapi dengan tidak sopannya teman-temannya sudah menjawab. "Kenapa pembatas itu dibuat pake semen sama bata?" tunjuknya pada pembatas yang membatasi setiap kantin.

"Kalau pakai bubuk kopi jadinya angkring lah!" jawab Lerby cepat. Pertanyaan gabut seperti itu kenapa masih harus ditanyakan?

"Kalau pake pil keburu ada maling!" sambung Sergio sebelum Magnus melanjutkan kalimatnya lagi.

"Maling?" tanya Magnus dan Lerby bingung.

"Iyalah. Waktu nyusun tembok sama waktu maling beraksi jelas cepetan maling beraksi," jelas Sergio yang masih membuat kedua sahabatnya melongo.

Apakah penjelasan Sergio kurang jelas sampai membutuhkan waktu selama itu untuk mencerna kalimat seserhana darinya?

"Salah!" sanggah Magnus pada dua jawaban itu.

Kening Sergio dan Lerby berkerut. Padahal keduanya sudah berpikir keras untuk mengimbangi pertanyaan tidak bermutu dari Magnus.

"Seharusnya kalian jawab 'nggak pernah'. Jawaban kalian salah semua tahu nggak? Pikiran macam apa itu? Jawaban yang bener itu 'nggak pernah'," terang Magnus kembali memasukkan jeruk yang sudah ia bersihkan sampai tidak ada serat kulit menempel. Magnus suka membersihkan jeruk sampai sebegitu bersihnya, jadi jangan heran jika durasi Magnus memakan jeruk sama dengan durasi Sergio dan Lerby menghabiskan makanan.

Lerby membalikkan kursi single di sampingnya, menjadi kaki kursi yang ada di atas dan punggung kursi ada di bawah. Sergio yang baru saja menghabiskan nasi gorengnya membalik piring itu, sama seperti sebelum dipakai. Kedua hal bodoh ini dilakukan semata-mata untuk pelampiasan kekesalan yang dibuat Magnus. Sebab, segala pelampiasan dulu sudah pernah dilakukan dan pasti tidak akan mempan lagi.

BAOBABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang