Saat ini Kenan berada di lobi R, dia hendak pulang sendiri walaupun Dava terus memaksa untuk mengantarkannya tetapi Kenan terus saja menolak. Sepanjang jalan dia terus saja melamun, dia bingung dia bimbang dia memikirkan perkataan Zaidan, apakah benar orangtuanya sudah meninggal? Apa benar keluarga Madava hanya membohongi nya? Semua yang Kenan pikirkan membuat dia pusing dan kembali mimisan deng iaan cepat dia lari ke toilet yang berada di RS
Setelah selesai membersihkan mimisannya, Kenan melihat pantulannya di kaca, dia tertawa hambar melihat penampilannya, pucat seperti mayat hidup. Tak lama pandangan Kenan gelap
Bruk
Kenan pingsan di toilet, beberapa orang langsung membawa dia ke UGD
Tak lama kemudian Kenan tersadar, kepalanya pusing seperti di hantam batu besar, dia melihat sekelilingnya, aroma obat menyengat di hidungnya
"Kau sudah sadar?" Ujar dokter muda dengan senyuman yang tak luntur
"Saya di mana?" Tanya Kenan
"UGD" jawab dokter, Kenan mengerutkan keningnya
Seakan peka dengan raut wajah Kenan dokter langsung menjelaskan apa yang terjadi tadi "kau pingsan di toilet dan beberapa orang langsung membawa mu ke UGD" jelas dokter, Kenan menganguk
"Apa sudah lama kamu mengalami pusing dan mimisan?" Tanya dokter
"Lumayan dok"
"Kenapa gak priksa?" Tanya dokter
"Emm saya pikir saya hanya kelelahan dok jadi gak perlu ke rumah sakit" jawab Kenan
"Apa kau tak menyadari lebam biru di tangan mu?" Tanya dokter
"Saya menyadari, saya pikir itu hanya bekas benturan yang saya tak sadari"
"Siapa nama mu?" Tanya dokter
"Kenan" jawab Kenan
"Saya harus mengambil darah mu untuk di periksa, besok hasilnya akan keluar saya mau kamu Dateng ke sini" jelas Dokter
"Baik dok, saya boleh pulang sekarang?"
"Kamu pulang dengan siapa ?"
"Sendiri dok"
"Mau saya antar?" Tawar dokter
"Tidak dok makasih" tolak Kenan secara halus
"Pegang kartu nama saya, hubungi saya kalau kamu gak bisa Dateng besok" ujar dokter itu sambil memberikan kartu namanya
"Dokter Rifaldi?" Ucap Kenan membaca kartu nama dokter tersebut
"Panggil saja Aldi atau Al" ujar dokter
"Terimakasih dokter Al" ucap Kenan dengan tersenyum
"Sama-sama"
Kenan bergegas turun dari ranjang pasien dan keluar dari UGD, dia harus segera pulang, dia tak mau membuat mama / mama fakenya itu khawatir, jujur dia sayang sekali dengan Rita tetapi dia bingung Rita mama aslinya atau bukan. Entahlah mau asli atau nggk dia tetap menyayangi Rita
***
"Ma mama tenang dulu siapa tau Kenan lagi di rumah temannya" ujar Devan menenangkan ibunya
"Mama gak bisa tenang Devan, mama khawatir sama Kenan" ucap Rita sambil menangis
"Biar Zie yang cari Kenan" ujar Zie sambil mengenakan jaket kulit nya
Cklek, pintu utama terbuka membuat Rita Zie maupun Devan menoleh ke arah pintu
"Assalamualaikum" ucap Kenan saat masuk ke dalam rumah
"Astagfirullah nak, kemana aja kamu" tanya Rita sambil menghampiri Kenan
"Maafin Kenan pulang terlambat" ujar Kenan sambil menunduk
"Lu kemana aja sih liat mama jadi khawatir sampe nangis" omel Zie
"Ehem Zie" ujar Devan memperingati Zie
"Tapi bang-"
"Udah udah yang penting sekarang Kenan baik baik aja mama seneng" ujar Rita sambil menghapus air mata nya
"Sekali lagi Kenan minta maaf" ucap Kenan tak enak hati melihat mata Rita sembab
"Tak apa nak" ujar Rita sambil tersenyum
"Lebih baik kamu ganti baju terus makan" suruh Rita kepada Kenan
"Ma Zie keluar dulu" pamit Zie melewati Kenan dengan raut wajah datar
"Eh lu mau kemana" teriak Devan
"Basecamp" jawab Zie singkat
"Gue ikut woyy tungguin gue" Devan dengan cepat mengambil jaket dan kunci motornya lalu mencium tangan Rita
"Ma Devan ikut Zie ya assalamualaikum" Devan langsung lari mengejar Zie, sedangkan Rita tersenyum melihat putra putranya itu
"Udah sana ganti baju, pasti gerah" ujar Rita melihat Kenan tetap berdiri di depannya
"Iya ma" Kenan berjalan meninggalkan Rita di ruang tamu
'entah dia ibu kandung ku atau bukan aku tetap menyayangi nya' batin Kenan
***
"Woyy bro" sapa samudra saat melihat Zie datang
"Devan mana?" Tanya Marvel
"Di belakang" jawab Zie
"Tuh muka ngapa dah kek baju belum di setrika aja lecek amat" ejek Alvaro sambil merangkul pundak Zie
"Sialan lu" umpat Zie sambil menyingkirkan tangan Alvaro di pundaknya dengan kasar
"Kasar amat lu bang sama adek" ujar Alvaro dengan nada alay
"Jijik bangst" ujar Reno dengan melempari Alvaro kulit kuaci
"Iri bilang bos" ujar Alvaro melempar kulit kacang kewajah Reno
"WOY ZIE SIALAN LU NINGGALIN GUE" teriak Devan saat masuk ke dalam bascapm
"Suara lu bang kek toa" ujar samudra sambil mengusap kupingnya
"Bodo" ucap Devan sambil duduk di sebelah Reno
"Eh iya lu inget Zaidan gak ? Bukannya kata lu Zaidan di penjara ya" tanya Marvel kepada Devan
"Emang" jawab Devan sambil memakan kacang
"Tapi gue liat dia di minimarket waktu gue beli rokok" ujar Marvel
"Salah liat kali lu" ujar Devan dengan santai
"Sumpah dia Zaidan, dia liat gue sinis gitu masa masih salah orang"
"Gak mungkin kan Zaidan kabur?" Ujar Reno
"Bentar" Devan segera mengambil handphone nya dan menghubungi Angga
"Halo pa"
'kenapa?'
"Zaidan kabur?" Tanya Devan to the point
'iya dia kabur bawa Yasmine'
"Terus sekarang gimana? Apa bakal jadi bahaya buat Kenan?"
'bisa jadi, kita tetep harus jaga kenan'
"Sebenernya ada apa sih pa? Kenapa keluarga Zaidan mau ambil Kenan lagi?" Tanya Devan
'sebenernya.....
***
Maaf guys critanya makin lama makin gajelasMakasih udah baca+vote crita ku
Semoga kalian suka sama critanya
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA; Kenan [COMPLETED]
Teen Fiction#Book1 Luka yang tak kunjung berhenti di dalam hatinya, bekas bekas goresan luka dihatinya tak kunjung mengering, cobaan selalu datang di dalam hidupnya *** Mulai : 14.05.20 Berakhir : 14.10.20