Kini Kenan telah sadar saat dia melihat sekelilingnya tak ada satu orang pun dan raut wajah kenan terlihat sedih dan kecewa bukan karna tak ada satu orang pun di sisinya tetapi kenapa dia tak mati saja menyusul orang tua nya dia sudah capek dia sudah lelah dia selalu berdoa Tuhan cepat cepat menjemput nya bayangan bayangan dari masa kecilnya sampai sekarang terputar di otaknya pukulan,bentakan, tamparan, hanya kekerasan yang dia rasakan, dia ingin merasakan kasih sayang dia selalu berdoa kepada Tuhan kenapa dia hidup dan dilahirkan seperti ini tak ada kasih sayang, dia merindukan orangtuanya dia ingin melihat orangtuanya.
Tanpa disadari dia meneteskan air mata nya
"ARGGGG" entah kekuatan dari mana dia melepaskan infus yang berada di tangan nya dia melepaskan selang pernah yang bertengger di lubang hidungnya, masa masa kelam yang ia alami berputar bagaikan CD rusak
Kini Kenan memukul kepala, dia menangis dia tak dapat mendengarkan di sekelilingnya yang dia dengar hanyalah bentakan Yasmine, kata kata kasar Zaidan dan ucapan pedas dari Bram
Hingga tak lama dia merasakan gelap, tubuhnya terasa jatuh, dan dia tak mendengar apapun
***
Zie dan Devan memutuskan untuk tidak datang ke sekolah karna menjaga Kenan dan itu semua dibawah izin Angga
Saat Zie dan Devan membuka pintu ruang inap Kenan dia melihat Kenan kacau, dia memukul kepala nya, infusnya lepas, nafasnya tak beraturan karna selang pernafasannya lepas, dan Kenan berteriak dan menangis
"ARGGGG JANGAN JANGAN, BUNUH AKU SAJA HIKS HIKS" ujar Kenan
Devan langsung memanggil dokter sedangkan Zie mencoba menahan tangannya yang terus memukuli kepalanya sendiri
"HEYY SADAR SADAR KENANN"Teriak Zie
Tak lama kemudian dokter tiba, kaget melihat kekacauan di ruangan tersebut, tindakan pertama yang dokter berikan adalah membius pasien agar tenang, tak lama setelah dibius Kenan langsung terlelap obatnya langsung berkerja. Devan langsung menghubungi Angga dan Zie menatap Kenan dengan sedih, hatinya bagai ditusuk tombak saat melihat keadaan kembarnya itu
"Hallo pah"
'kenapa?'
"Kenan ngamuk pah"
'hah!? Ngamuk gimana?'
"Papa bisa kesini gak?"
'Oke oke papa kesitu sekarang'
Tuttt tuttt
Devan menghampiri dokter yang telah selesai mengobati dan memeriksa Kenan
"Adik saya kenapa dok?" Tanya Devan
"Dia mengalami depresiasi, Pastika tidak ada barang barang tajam disekitarnya seperti gunting,pisau dan sebagainya karna dia bisa saja mengakhiri dirinya sendiri, kalau bisa dampingi dia dan berikan memori memori indah agar dia bisa melupakan memori memori kelam yang membuat dia seperti ini sekarang" mendengar penjelasan dokter Zie tak kuasa menahan tangisnya, dia berfikir seberapa menderitanya adiknya itu
"Baik dok terimakasih" Devan berusaha tenang walaupun dia juga kaget atas penjelasan dari dokter itu
Tak lama Angga datang tergesa gesa
Bruk
Pintu ruang inap Kenan terbuka cukup keras, Angga langsung menghampiri Zie dan Devan
" Ada apa dengan adik kalian?" Tanyanya
"Kenan..... Kenan ..... Depresi pah" ucap Devan dengan terbata bata
"Shit"
Bughh
Angga meluapkan emosinya dengan memukul tembok, dia benar benar akan memberi perhitungan kepada Bram dia tak terima, kalau bisa dia akan membunuh Bram entah apa yang dilakukan Bram hingga membuat anaknya depresi
"Pah tenang" ucap Devan sambil memegang pundak Angga
"Hahhh" Angga menghela nafas panjang
"Kita harus beritahu mama" ujar Angga
"Tapi pa, apa waktu yang tepat ?" Tanya Devan, Zie dari tadi hanya menatap kosong ke arah Kenan
"Mama harus tau semua ini"
"Mama akan papa jemput sekarang" Angga langsung meninggalkan tempat itu menuju rumahnya .
***
"Sayang...." Teriak Angga saat memasuki rumah nya
Rita sedang membuat kue bersama Bima, Rita dan Bima mulai dekat dan Rita memberi perhatian ke Bima sehingga Bima bisa menghangat dan merasakan kasih sayang seorang ibu
"Iya mas aku ada di dapur" teriak Rita, walaupun rumah ini besar bahkan sangat besar teriakan Rita bisa mencapai lubang tikus yang ada di rumah ini
Angga menghampiri istrinya yang ada di dapur,
"Sayang" panggil Angga
"Kenapa mas ? Kok wajahnya lesu gitu?" Tanya Rita
"Km ikut mas ya"
"Mau kemana? Sini dulu mas cobain kue buatan ku sama Bima" ujar Rita kemudian duduk di pantry
"Sayang kamu harus ikut mas, anak kita nungguin kamu" ujar Angga dengan pelan
"Siapa mas? Zie atau Devan ?" Tanya Rita
"Adiknya Zie"
Rita membeku, anak yang dirindukan, anak yang ia selalu impikan dia akhirnya kembali, Rita meneteskan air mata
"Mas.... Anak ku mas... Anak ku masih hidup?" Tanya Rita dengan terbata bata
"Iya sayang pangeran kecil kita masih hidup" Angga langsung memeluk sang istri, Rita menangis haru di pelukan suaminya
"Hiks anak kita dimana mas aku rindu dia, pangeran mama akhirnya pulang" lirih Rita
"Ikut mas ya" Rita akhirnya mengangguk
"Emm Bima kamu gapapa dirumah sendirian?" Tanya Angga kepada Bima
"Iya om gapapa" ujar Bima dengan tersenyum kaku
"Saya tinggal dulu ya baik baik dirumah,anggap aja rumah sendiri" setelah itu Angga dan Rita keluar dari rumah itu untum melihat pangeran kecil mereka
***
Hiii guyss maaf ya critanya gajelas hehe
Semoga kalian suka sama critanya
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA; Kenan [COMPLETED]
Fiksi Remaja#Book1 Luka yang tak kunjung berhenti di dalam hatinya, bekas bekas goresan luka dihatinya tak kunjung mengering, cobaan selalu datang di dalam hidupnya *** Mulai : 14.05.20 Berakhir : 14.10.20