Arlan berjalan tergesa-gesa menghampiri Angga dan Devan yang memegang tangan Kenan
"Kenan kenapa kak?" Tanya dia saat berada di depan Angga
"Gw gak tau cepet bantuin" akhirnya Arlan memberikan suntik pemenang kepada Kenan, tak lama kemudian Kenan memejamkan mata dan terlelap, dengan sigap Angga dan Devan mengangkat Kenan ke kamarnya. Rita, Zie dan Arlan mengikuti dari belakang. Sesampainya di kamar Kenan Angga dan Devan meletakkan Kenan dengan perlahan di kingzie milik Kenan lalu menyelimuti setengah tubuh Kenan
"Sebaiknya kita bicara di luar" ujar Angga
Akhirnya mereka semua keluar menuju ruang keluarga"Kalian kemana saja?" Tanya Angga kepada Zie dan Devan
"Kita hanya mengajak Kenan bermain pa" jawab Devan
"Balapan atau cuma nongkrong?" Tanya Angga dengan santai
"Balapan"
"Setidaknya izin dulu sama mama, kalian tau kan mama kyk gimana"
"Iya pa maaf"
"Kenapa dia bilang minta di bunuh buat nyusulin orangtuanya?" Tanya Arlan
"Gw juga gak tau padahal gw sama Rita orangtuanya, pasti ini kerjaan Bram, Bram sialan"
"Waittt, lu belum bilang yang sebenarnya?"
"Belum"
"Sebaiknya lu cepet cepet bilang"
"Iye ntar gw bakal jelasin semuanya ke dia"
"Yaudah gw baik dulu ya kasian anak gw"
"Yaudah thanks ya"
"Santai aja kak, gw pulang dulu ya kakak ipar, Devan, Zie" pamit Arlan
"Iya om makasihh ya" jawab Devan
Akhirnya Arlan meninggalkan pekarangan rumah Angga, saat ini tersisah Zie, devan, Angga dan Rita
"Kalian istirahat aja" ujar Rita kepada kedua putranya
"Iya ma" Zie dan Devan berjalan menuju kamarnya masing-masing
"Ayo ke kamar kamu juga butuh istirahat" ujar Angga sambil menggiring Rita ke kamar mereka
***
Pagi hari Kenan terbangun saat ada seseorang yang membuka pintu kamar nya, ternyata itu Angga
"Kenan apa kau baik baik saja ?" Tanya Angga saat masuk ke kamar Kenan
"Aku baik baik aja pa, kenapa papa kesini sambil bawa makanan?"
"Ini sarapan buat km" jawab Angga sambil menaruh nampan berisi makanan itu di meja samping kingzie milik Kenan
"Emm apa Kenan gak boleh makan bareng kalian lagi?" Tanya Kenan dengan polos dan nada sedih, seperti anak kecil yang sedang sedih karna tak dibelikan mainan
"Bukan begitu Kenan, km harus istirahat ini juga hari libur buat km kan" ucap Angga sambil mengusap rambut Kenan, Kenan pun tersenyum lebar
"Km habisin sarapannya, nanti papa mau bicara sama kamu" Kenan pun mengangguk layaknya anak kecil yang penurut kemudian Angga meninggalkan Kenan sendiri di kamar
Angga berjalan menuruni tangga dan melihat putra pertama dan keduanya sedang ribut
"Gw mau nonton Spongebob"
"Gw mau nonton Upin Ipin"
"Pokoknya Spongebob"
"Upin Ipin"
"Spongebob"
"Upin Ipin"
"Sponge-loh pa kok diambil sih remote nya"
Angga langsung merebut remote yang berada di kedua tangan putra putranya itu
"Kalian itu udh gede, kalian di kamar kalian ada tv kenapa ribut di sini? Yang abang minta Spongebob yang Zie minta Upin Ipin lama lama papa suruh mereka main dalam satu film biar kalian gak ribut" omel Angga kemudian duduk diantara Devan dan Angga
"Sempit pa" gerutu Zie
Akhirnya Angga mengganti chenel menjadi film horor
"Loh loh kok jadi film Danur sih pah" protes Devan sedangkan Zie langsung menutup wajahnya dengan bantal sofa
"Ini hukuman buat kalian karna ribut, kalian harus temenin papa nonton Danur" ujar Angga kemudian memakan keripik singkong yang berada di toples di atas meja
"Gabisa gitu dong pa, nanti aku gak bisa tidur Gimana" Devan mulai protes, mereka berdua mungkin terlihat cool saat berada di luar rumah tapi kalau sudah di dalam rumah Sifat nya bisa menjadi anak anak contoh nya seperti sekarang ini
"Harus bisa dong kalian kan laki laki, mumpung papa libur kalian juga libur jadi kita habiskan waktu bersama sama" jawab Angga sambil terus fokus ke film
"Kenan juga diajak dong pah ih masa kita berdua aja" ujar Zie dengan anda kesal
"Kenan kan perlu istirahat jadi dia gak bisa ikut nonton"
"Iya juga sih, udh ah pa Zie mau ke kamar aja ngantuk" elak Zie agar tidak menonton film horor
"Eh eh gak bisa pokoknya kalian harus temenin papa sampai selesai" ujar Angga menahan tangan Zie, akhirnya mereka pasrah dan menonton film tersebut
"AAAAAAAAA" teriak Devan dan Zie sambil memeluk Angga, sedangkan Angga tersenyum melihat kedua anaknya seperti ini
"Setannya belum keluar" ujar Angga
"Lah trs ngapainn Abang teriak" protes Zie
"Abang kita td setannya keluar" akhirnya mereka melepaskan pelukannya
Puk tiba tiba ada yang menepuk pundak Zie, Zie reflek menepuk lengan Angga dan Devan saat mereka melihat ke belakang terdapat Rita yang sedang menggunakan masker
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA" teriak mereka bertiga
"Heh kok teriak teriak" Zie dan Devan langsung memeluk Angga
"Huwaaaaaa pa setannya keluar" ujar Devan sambil berteriak
"Maaaaaa" teriak Zie sambil memejamkan mata
"HEHH INI MAMA BUKAN SETAN" teriak Rita, mereka melepaskan pelukannya dan melihat apakah betul itu mama mereka
"Astagfirullah sayang km beneran ngagetin" ujar Angga sambil memegang dadanya
"Mama nyebelin banget" gerutu Devan
"Hahahhaha astaga kalian diluar aja cool, gagah badan kekar gitu masa takut sama setan hahahahah" ujar Rita sambil tertawa
"Aduh aduh masker mama retak" Rita menyadari kalau dia sedang menggunakan masker
"Karma is real ma" ujar Zie dengan ketus
" Dih yaudah sana nonton lagi moga moga setannya beneran Dateng hahah" Rita langsung kabur ke kamarnya untuk membenarkan maskernya
"MAMAAAAAA" teriak Zie dan Devan secara bersamaan, Angga terkekeh melihat anak anaknya merajuk menurutnya anak ankanya itu tetap masih kecil walaupun umur mereka sudah 18 thn tetapi mereka putra kecil Angga
***
Hii guysss maaf ya kalau critanya gajelas hehe
Makasih udah baca+vote crita ku
Semoga kalian suka sama critanya
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA; Kenan [COMPLETED]
Teen Fiction#Book1 Luka yang tak kunjung berhenti di dalam hatinya, bekas bekas goresan luka dihatinya tak kunjung mengering, cobaan selalu datang di dalam hidupnya *** Mulai : 14.05.20 Berakhir : 14.10.20