44

4.4K 294 14
                                    

Cup

Tari mematung saat Zie mencium pipi kanan tari.

"Nggk usah tegang gitu kali" ujar Zie dengan terkekeh kecil sambil kembali memandang danau

"Yaampun kakkk pipi tari udah nggk suci" teriak tari sambil memegang pipi kanannya

"Bhahahhaa lu tuh ya, pipi lu udah nggk suci dari dulu, nyokap bokap bahkan sodara lu pasti udah pernah cium pipi lu" ujar Zie membuat tari diam

Karna tak mendengar suara tari, Zie menoleh ke arah tari "lu gapapa?" Tanya Zie saat melihat mata tari berkaca-kaca

"Eh jangan nangis" ujar Zie sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi tari tanpa izin

"Lu ada masalah? Maaf kalau kata kata gue nyinggung lu"

"Enggak kak maaf tari cengeng" ujar tari sambil mengusap kasar air matanya

"Lu kenapa kok nangis?" Tanya Zie dengan penasaran, tari hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Zie

"rumah lu daerah sini?" Tanya Zie sambil menatap tari

"Iya kak" tari mengangguk tanpa melihat Zie, mata tari lebih fokus ke danau

"Gue boleh ke rumah lu?" Tanya Zie yang membuat tari kaget dan langsung melihat Zie

"Ngapain?"

"Mau main aja, gaboleh?"

"emm boleh kok" jawab tari ragu

"Yaudah ayo" Zie berdiri

"Kemana?" Tanya tari sambil melihat Zie dari bawah

"Ya kerumah lu lah" jawab Zie kemudian berjalan ke arah motornya

"Eh sekarang?" Tanya tari sambil berdiri

"Iya" jawab Zie sambil menaiki motornya

"Lu mau ikut naik motor apa jalan kaki?" Tanya Zie saat hendak menggunakan helm nya

"Jalan kaki aja" jawab tari

"Emang gue google map apa tau rumah lu di mana, cepet naik" perintah Zie sambil menggunakan helm nya

"emm" tari ragu saat hendak naik ke atas motor Zie

"Kenapa?" Tanya Zie

"Gapapa kak" dengan keberanian yang ia punya tari memegang pundak Zie lalu naik ke atas motor Zie

"Pegangan" ujar zie

"Ini udah pegangan kak" jawab tari merasa sedikit bingung karna sedari tadi dia sudah berpegangan pundak Zie

"Emang gue tukang ojek apa" Zie menurunkan tangan tari dari pundaknya lalu menaruh tangan tari di pinggangnya

"Jangan di lepas nanti lu jatuh gue yang repot" ujar Zie memperingati tari saat tari hendak melepas tangannya dari pinggang Zie

"I-iya" jawab tari gugup

Zie melajukan motornya dengan kecepatan sedang sedangkan tari menunjukkan arah rumahnya, hingga 5 mnt kemudian mereka sampai di depan rumah tari

Rumahnya terbilang sederhana dengan berlantai dua, hanya ada  taman kecil di depan rumahnya sebagai penghias, saat zie masuk ke dalam rumah tari benar benar terlihat sangat sederhana, ruang tamu dengan ukuran kecil lalu ruangan keluarga, dapur dan satu ruangan yang Zie tidak tau isi ruangan itu

"Maaf ya kak rumah tari kecil, kakak duduk aja dulu tari buatin minum buat kakak" ujar tari sambil meninggalkan Zie yang masih melihat sekeliling rumah tari

"Eh ada tamu" ujar wanita paruh baya yang keluar dari ruangan yang Zie sebut tadi

"Selamat siang Tante" apa Zie sambil menyalami tangan wanita paruh baya itu

"Siang, temennya tari ya?" Tanya wanita itu sambil duduk di sebrang Zie

"Iya Tante, perkenalkan nama saya Zie" ujar Zie memperkenalkan dirinya

"Tante Hanum, Panggil saja bunda biar sama seperti tari" ujar wanita paruh baya itu yang diketahui bernama Hanum

"Iya tan- eh bunda maksudnya" ujar Zie dengan kikuk

"Eh bunda kok di sini? Bunda butuh sesuatu?" Tanya tari saat melihat bundanya berbincang dengan Zie

"Enggak sayang, bunda capek di kamar terus" jawab Hanum sambil tersenyum

"Bunda harus banyak istirahat biar nggk drop lagi" ujar tari dengan perhatian

"Iya iya bunda istirahat, yaudah bunda tinggal dulu, nak Zie bunda ke dalam dulu ya" pamit Hanum kepada Zie

"Iya Bunda" jawab Zie sambil tersenyum sedangkan tari yang mendengar panggilan Zie untuk bundanya hanya bisa tercengang. Hanum meninggalkan Zie dan tari berdua di ruang tamu

"Boleh gue minum nggk ni?" Tanya Zie yang membuyarkan lamunan tari

"Eh iya boleh" jawab tari dengan gelagapan

"Kakak kok manggil bunda ku denagn sebutan bunda?" Tanya tari dengan penasaran

"Iya bunda km sendiri yang minta jadi ya gue turutin aja" jawab Zie sambil menyeruput es coklat buatan tari

"Ohhh"

"Lu cuma tinggal berdua sama bunda lu?" Tanya Zie sambil menatap lekat tari

"Iya kak" jawab tari sambil menganggukkan kepalanya

"Emm ayah lu?" Tanya Zie sedikit ragu,

"Emm ayah pergi" jawan tari sambil menundukkan wajahnya

"Eh sorry sorry gue gak tau" ujar Zie merasa bersalah, jujur dia metuntuki mulut nya yang bertanya dengan lancar tanpa memikirkan akibatnya

"Iya kak gapapa" ujar tari sambil tersenyum manis, Zie yang melihat senyum tari entah mengapa hatinya berbunga-bunga, dan tak ia sadari dia tersenyum tipis

***

HIII GUYSS ADA YANG KANGEN NGGK ? PASTINYA NGGK ADA HAHAHAH
MAAF YA UP NYA LAMA
JANGAN LUPA
FOLLOW
VOTE
  KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA

KARNA ITU BUAT AUTHOR SEMANGAT MEMIKIRKAN IDE IDE SELANJUTNYA TENTANG KISAH KELUARGA MADAVA INI

Thank you for reading my story🌻

LUKA; Kenan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang