Devan POV
Gue minta ke Gilang dan Marvel buat ke makam orangtua gue, mereka juga tau letak makam mami dan papi
"Udah sampe?" gue merasakan kursi roda gue berhenti bergerak tetapi mereka berdua tak kunjung berbicara
"Iya udah sampe" jawab Gilang
"Tolong bantuin gue turun" ujar gue buat Marvel langsung berbicara
"Ha? Mau ngapain?" Tanya Marvel
"Gue mau peluk nisan mami" ujar gue dengan lirih membuat mungkin membuat mereka luruh mungkin
"Pelan pelan" ujar Gilang kepada Marvel, gue duduk di taman dan memeluk nisan mami
"Assalamualaikum mi....Devan datang" salam gue
"Mi...Devan baik baik aja kok, walaupun Devan gak bisa liat lagi Devan gapapa, mungkin ini emang takdir Devan" ujar gue sambil mengusap nisan mami
"Mami, papi sama adek doain Kenan ya mi biar dia cepet sembuh"
"Devan pulang dulu, besok Devan kesini lagi" gue mengecup nisan mami dan papi
Setelah itu Gilang dan Marvel membantu gue kembali ke kursi roda. Gue bener bener merasa orang paling gak berguna, gue ngerepotin semua orang
Gue berfikir gimana nanti hidup gue kedepannya? Cita cita gue kuliah di new York? Perusahaan papi? Gue bener bener merasa bersalah sama papi dan mami, anak yang seharusnya jadi kebanggaan malah jadi merepotkan orang lain
"Dev, kita pulang apa balik ke RS?" Tanya Gilang membuat lamunan gue buyar
"Eh balik ke RS aja gue gak bisa ninggalin Kenan" jawab gue spontan
"Tapi lu kan juga butuh istirahat" ujar Marvel
"Tenang aja, gue belum capek"
"Tapi-"
"Gue gapapa"
Gue mendengar helaan nafas panjang mereka berdua
Tiba tiba suara handphone Gilang bunyi
"Hallo"
"............."
"Oke oke gue kesana"
"Siapa lang?" Tanya gue dengan penasaran
"Tari udah ketemu, sekarang lagi di UGD"
"Ayo sekarang kesana, bunda pasti seneng" gue keinget sama bunda, sudah berhari hari bunda di rawat di RS karena penyakit jantungnya
"Iya kita kesana"
Setelah itu gue, Gilang dan Marvel pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi tari, bunda dan Kenan
Devan POV end
***
Saat ini zie sedang menatap wajah tari yang terlelap
'Gue harus jatuhin lu tar, gue gak bisa di deket lu, lu pasti bakal bahaya kalau di deket gue, gue harus ngejauh dari lu, maafin gue ya, karna gue lu jadi kayak gini, semoga rasa yang tumbuh di hati gue cepet hilang, gue sayang lu tar' batin zie lalu mengecup kening tari kemudian dia meninggalkan tari di UGD
"Gue minta tolong kalau tari sadar langsung bawa dia pulang, gue udah kirim alamat di chat" ujar zie kepada Alvaro dan Reno
"Iya, zie lu tenang aja" jawab Reno sambil menepuk pundak zie
"Thanks ya, sorry gue ngerepotin kalian" ujar zie dengan tulus
"Santai aja" ucap Alvaro
"Nanti malem kumpul di basecamp gue mau ngomongin sesuatu soal Zaidan" ujar zie
"Oh iya tadi gue liat ada orang yang masuk ke gudang, itu Zaidan?dia sendiri" ujar Bima membuat zie mengingat kejadian tadi
"Bukan" jawab zie
"Lah? Itu wajahnya persis kyk Zaidan" ujar samudera yang diangguki oleh semuanya
"Iya zie" tambah Reno
"Dia jidan, kembarannya Zaidan" ujar zie membuat mereka terkejut bukan main
***
Hening
Wulan sibuk dengan ponselnya sedangkan Kenan melihat keluar jendela
Bosan, itulah yang mendominasi Kenan sekarang, Kenan masih memikirkan perkataan Wulan tadi
Flashback on
"Karna gue sayang sama lu" ujar Wulan lantang membuat Kenan tersentak kaget
"Ha?"
"Eh maksudnya gue sayang lu sebagai teman, gue gak mau kehilangan teman" ujar Wulan dengan gugup
'bodoh, lu berharap Wulan suka sama lu? Ngaca Ken ngaca' batin Kenan
Diam, setelah Wulan mengatakan itu tak ada yang mengucapkan kata satu pun
Wulan yang masih gugup ditambah canggung memilih merogoh tas nya untuk mengambil ponsel miliknya
Sedangkan Kenan ? Dia memilih dia menunggu siapa saja yang masuk keruangan ini untuk memecahkan kecanggungan diantara mereka
Flashback off
Cklekk
Pintu terbuka membuat dua insan itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu
"Kakek?" Kenan melihat pria paruh baya dengan wanita yang seumuran dengannya dan juga pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya
"Apa kabar cucu Kakek?" Lucas mendekati cucu yang telah lama dia cari
"Baik kek" Wulan dengan sigap berdiri dan memberi hormat kepada Lucas dan ayu
"Gimana kabar kamu lan?" Tanya ayu sambil mendekati Wulan
"Baik nyonya" jawab Wulan membuat Kenan bingung, nyonya?
"Nenek kenal sama Wulan?" Tanya Kenan
"Iya kenal"
"Gimana sekolah di sini? Lebih enak di Indonesia atau di Amerika?" Tanya Lucas sambil tersenyum kearah Wulan
"Diaman saja enak tuan" jawab Wulan dengan sopan
"Wulan panggil saja kakek dan nenek, jangan panggil kami seperti itu, kamu sudah kami anggap seperti keluarga" ujar Lucas dengan tegas
"Baik tu- maksudnya baik kek"
"Kenan kok jadi pusing sih" ujar Kenan membuat mereka menatap Kenan khawatir
"Andre panggil dokter Sekarang" perintah ayu kepada asisten suaminya
"Eh jangan nek" cegah Kenan
"Enggak ada penolakan Kenan, tadi kamu bilang km pusing" ujar Lucas, sedangkan Andre sudah keluar ruangan untuk memanggil dokter
"Tapi-"
Cklekk
***
Hiii guys
Maaf ya tadi pagi buat kalian bingung
Jadi td pagi aku masih ngetik trs mau nyimpan eh malah gak sengaja ke publish
Kali ini aku gak iseng kok berenan aku gak sengaja heheheThank you for reading my story🌼
Maaf kalau part ini mengecewakanSeharusnya tadi pagi aku mau up cuma kuota ku tiba tiba habis heheh maaf ya
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA; Kenan [COMPLETED]
Teen Fiction#Book1 Luka yang tak kunjung berhenti di dalam hatinya, bekas bekas goresan luka dihatinya tak kunjung mengering, cobaan selalu datang di dalam hidupnya *** Mulai : 14.05.20 Berakhir : 14.10.20