Chapter 42

1K 116 9
                                    

Saya berjanji akan vote dan spam comment cerita ini.

Jangan lupa ditepati.

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...







Malam hari yang begitu gelap dan dingin. Saat ini rose tengah duduk disalah satu bangku balkon kamarnya. Menikmati terpaan angin dingin, pemandangan daerah kompleksnya dan secangkir cokelat panas yang saat ini menjadi fokus pandangannya.

Ya, hanya pandangannya, sedangkan fikiran gadis itu kini entah melayang kemana.

Setelah sehun mengantarkannya pulang 1 jam yang lalu, rose sama sekali tidak bisa tidur.
Alhasil ia memilih untuk menenangkan diri dibalkon kamarnya sekaligus mencoba untuk menafsirkan apa yang sehun ucapkan beberapa jam yang lalu.

Mengenai seseorang yang memiliki sifat seperti bunga mawar.

Apa maksudnya? Apa sehun sebenarnya menyembunyikan sesuatu tentang dirinya?

Atau sehun pernah melukai seseorang dengan wajah tampannya? Atau mungkin dengan pesonanya?

Oh astaga apa otakku sedangkal itu?

Jujur saja, sebenarnya ini sudah bukan menjadi urusan rose mengingat ia hanyalah seorang pacar pura-pura.

Perlu digaris bawahi hanya pacar pura-pura tidak lebih.

Ia sama sekali tidak memiliki hal apapun mengenai sehun, tapi sayangnya jiwa kepo rose lebih menguasai dirinya hingga ia terus memikirkan hal itu.

Sial!

Kriet!!

Suara pelan pintu yang dibuka dari luar sama sekali tidak membuat rose ingin menoleh atau beranjak sedikitpun.

Gadis itu masih fokus kearah cangkirnya dengan tangan kanan yang sibuk memutar-mutar cangkir kaca putih yang terletak diatas meja.
Kepulan asap yang dihasilkan dari dalam cangkir menguap membentuk lukisan abstrak diudara.

Rose menghembuskan nafas berat saat seorang gadis mulai ikut duduk disebelahnya, memakai baju piyama dan penutup mata yang ia biarkan menempel didahinya.

"Huft! Udara malam hari memang segar ya?" cletuk yoona yang setelahnya menghirup nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Kau belum tidur ce?" tanya kak yoona.

Gadis itu hanya tersenyum singkat.

Kembali, tangannya menggoyang-goyangkan cangkirnya yang kini sudah ia angkat kedekat mulut kemudian menyesapnya.

"Aku belum mengantuk kak! Kakak sendiri mengapa belum tidur? Bukankah kau harus berangkat pagi besok?"

Bunyi dentingan cangkir yang menyentuh meja kecil berlapis kaca itu terdengar ketika rose kembali menaruh cangkirnya keatas meja.

BADBOY meet BADGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang