VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉
Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin.
Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.
Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa
Happy Reading...
________________________________________"Jennie~ah! Kau tak makan lagi?"
Suara lembut dari kim jisoo sukses membuat jennie yang masih terdiam memandang kearah hutan menoleh ke samping. Menatap wajah jisoo datar kemudian menggeleng.
Melihat hal itu seketika hati jisoo mencelos. Sungguh baru kali ini dia melihat sisi lain dari seorang kim jennie. Gadis ceria dan bawel ketika berada disekitar teman-temannya itu mendadak menjadi seorang gadis pendiam yang sebenarnya.
Jisoo tahu mengapa hal ini terjadi. Ya karena kecemasan jennie pada rose.
Seketika jisoo teringat saat pertama kali mereka bertemu. Jennie yang dulu selalu tak mau kalah pada orang akhirnya harus berhadapan langsung dengan roseanne park yang memang sejak kecil memiliki keahlian bela diri.
Mereka bertarung di tengah lapangan hingga akhirnya guru datang dan menghukum mereka. Karena kesalahan jennie yang memecahkan barang di lab. Musik, seharusnya guru itu marah pada jennie. Tapi semua itu tidak terjadi karena rose langsung mengakui kesalahan jennie.
Ya dulu jennie adalah anak yang cengeng dan penakut, beda sekali dengan sekarang. Mungkin itu yang membuat jennie benar-benar menganggap rose sahabatnya.
"Aku akan makan jika rose sudah ditemukan."
Ucapan jennie barusan sukses membuat jisoo menunduk. Gadis itu benar-bemar tak habis pikir pada kim jennie. Bagaimana bisa dia menyiksa dirinya sendiri untuk rose? Oh ayolah! Mereka memang berteman sangat dekat, tapi apakah ini harus dilakukan? Bagaimana jika jennie menjadi sakit? Bukankah itu semakin memperkeruh keadaan?
"Jen bagaimana jika nanti kau sakit? Aku yakin rose tidak akan menyukai hal itu." cletuk jisoo mencoba untuk mempengaruhi jennie.
Gadis itu tidak bergeming. Masih menatap arah hutan yang gelap dalam diam. Oh ayolah jisoo~ya! Kau jangan sampai lupa akan sikap keras kepala kim jennie.
"Ayolah jen! Sedikit saja." tawarnya.
Jisoo mengulurkan semangkuk mie panas dengan kuah yang masih mengepul ke atas. Menaruhnya didepan jennie, berharap gadis itu mau menerimanya.
Jennie menatap ke arah jisoo dengan pandangan bingung. Sungguh dia benar-benar tidak merasa lapar saat ini. Dia hanya ingin melihat rose kembali. Itu saja!
"Aku tak mau makan jis! Kau saja yang memakannya!"
Jennie menyodorkan kembali makanan itu pelan kemudian membalikan badan dan pergi dari hadapan jisoo.
Sedangkan jisoo? Ah gadis itu hanya diam memandang kearah punggung jennie.Jennie~ah! Bukan hanya kau yang merasa kehilangan rose!
—|•|—
"Syukurlah!"
Sehun menghela nafas lega. Ternyata denyut nadi rose masih terasa walau lemah. Ya setidaknya masih ada harapan untuk rose kembali membuka matanya. Sungguh jika saja rose tidak bisa diselamatkan, maka orang pertama yang merasa sangat berdosa adalah oh sehun.
"Bertahanlah rose! Aku akan membawamu ke rumah sakit!"
Dengan tanpa ragu, sehun mulai menggendong rose dipunggungnya dan bergegas pergi untuk mencari bantuan.
Ia tidak memperdulikan kakinya yang semakin terasa sakit karena yang ada diotaknya saat ini adalah rose harus segera mendapat pertolongan pertama.
Mendaki dengan susah payah, melewati aliran sungai. Akhirnya mereka bisa naik ke atas. Mereka sudah terbebas dari jurang dibawah. Sekarang yang harus sehun lakukan adalah membawa rose ke perkemahan.
"Ku mohon bertahanlah rose! Demi yoona!" bisiknya terus.
Sehun terus berjalan cepat melewati pohon-pohon besar dan beberapa semak belukar.
Jujur, sehun sebenarnya tidak tahu dimana arah perkemahan mereka akibat terlalu jauh masuk kedalam hutan. Jalan setapak yang mereka lewatipun tidak terlihat, membuat sehun semakin kebingungan.
"Argh!!" erangnya.
Sehun langsung berlutut tatkala kakinya terasa begitu perih, pertanda bahwa dia sudah tak sanggup lagi digunakan untuk berjalan.
Meletakkan rose bersandar pada pohon besar. Sehun mulai membuka kain yang kini sudah bercampur warna merah. Membuangnya asal dan kembali merobek kaos nya untuk dibelitkan lagi ke kakinya yang terus mengeluarkan banyak darah.
Setelah selesai mengganti perban abal-abal itu, kepala sehun mendongak keatas. Menatap langit yang mulai berwarna orange pertanda bahwa malam akan segera tiba kemudian berganti menatap rose yang masih saja menutup matanya. Wajahnya masih sama — pucat dan begitu kotor.
"Maaf rose, aku tak bisa membawamu kembali sekarang." ucapnya sembari mengusap pipi dingin gadis itu.
Melihat keadaan rose yang sangat memprihatinkan membuat hati sehun teriris. Rasa bersalah itu kembali muncul dibenaknya. Andai saja sehun tak mengajak rose kedalam hutan waktu itu, mungkin mereka tidak akan berakhir seperti ini.
"Maafkan aku rose."
Sehun mendudukan tubuhnya disebelah rose. Memeluk gadis itu dengan begitu erat. Hawa dingin sore yang gelap itu mulai menyerang kulit sehun yang hanya dilapisi baju basah. Dengan refleks sehun melepas jaketnya dan menyelimutkannya kepada rose.
Lambat laun. Sehun merasakan matanya begitu terasa berat, seolah semua rasa lelah itu bercampur dan memberatkan matanya. Dengan terus memeluk tubuh ramping gadisnya. Seulas senyum terpancar lemah dibibir pria itu.
Aku percaya pada takdir. Dalam takdir tidak ada pertemuan yang tidak disengaja. Aku yakin semua pertemuan itu ada alasannya—
Termasuk pertemuanmu denganku. Jujur, aku tak tahu apa maksud dari pertemuan ini, namun aku percaya, Tuhan memberikan kita skenario yang indah.
Rose, jika nanti aku masih diberi waktu untuk melihatmu. Aku berjanji akan mengatakan ini padamu. Bahwa aku
Mulai mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY meet BADGIRL
Fanfiction⚠Follow sebelum baca! Takut ada yang ga muncul Kisah cinta yang rumit... Kau tak akan tahu jika kau tak mencobanya..