Chapter 49

1.3K 110 35
                                    

VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉

Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin.

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...
________________________________________

"Dok bagaimana? Apa sudah ada tanda-tanda bahwa adik saya akan segera sadarkan diri?"

Seorang pria dengan baju serba putih dan stetoskop terkalung di lehernya hanya bisa menghela nafas pelan. Matanya yang sudah berkeriput tanda bahwa ia sudah cukup berumur hanya menatap sendu kearah gadis yang sudah hampir 2 minggu terbaring lemah diatas banker ruang VIP itu.

"Mungkin sebentar lagi, kau hanya perlu bersabar nona."

Yoona hanya menghela nafas kasar. Matanya yang teduh mulai menatap kearah tubuh adiknya.

Miris. Mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan keadaan rose saat ini. Tubuh penuh dengan tusukan jarum dan selang-selang yang membelit tubuhnya. Benar-benar membuat hati yoona berdenyut nyeri.
"Nona, saya permisi dulu." ucap dokter itu setelah selesai membereskan beberapa alatnya sembari tersenyum tulus kearah yoona.

Gadis itu hanya mengangguk kecil. Menggeser sedikit tubuhnya untuk memberi jalan pada dokter itu supaya ia bisa keluar dari ruangan.

"Terimakasih dok." ucap yoona datar.
Dokter itu hanya mengangguk kecil sebagai respon atas ucapan yoona. Berjalan kearah pintu kemudian menutupnya dari luar. Meninggalkan yoona dan rose didalam sana.

"Bagaimana? Apa kata dokter?"

Kali ini Daniel yang masuk kedalam ruangan dengan baju kaos oversize berwarna putih yang dipadukan dengan celana jeans. Tampak santai namun entah mengapa ia tetap terlihat tampan.


"Dokter bilang dia akan segera sadar. Ku harap dalam waktu dekat ini."

Mendengar ucapan yoona. Pria itu hanya mengangguk paham. Menggeser kursi besi yang menganggur disebelah banker rose dan langsung mendudukan tubuhnya disana.

"Semoga saja—"

"By the way, hari ini bisakah aku tidak menjaga rose terlebih dahulu?"

Yoona menatap heran kearah Daniel dengan dahi berkerut. "Kenapa?" tanya yoona penuh curiga.

Pria itu tak langsung menjawab. Ia malah terkekeh pelan. "Ada sedikit urusan yang harus ku selesaikan. Bolehkan?" ulangnya.

Yoona terdiam sejenak. Mencoba untuk mempertimbangkan permintaan Daniel. Jujur, sebenarnya besok ia harus pergi ke kantor untuk mengurus beberapa dokumennya, tetapi ia juga tak bisa memaksa Daniel untuk menunggui rose karena pada dasarnya Daniel bukanlah pengawal rose yang harus siap sedia setiap saat disisi rose.

"Yah mau bagaimana lagi? Aku tak bisa memaksamu untuk menunggui rose." jawab yoona dengan nada malas. Berjalan kearah sofa yang ada disudut ruangan VIP itu kemudian mendudukan tubuhnya disana.

Mendengar ucapan yoona, pria itu tersenyum lega. "Thanks nun! Aku akan kembali besok pagi."

Daniel beranjak dari bangkunya. Menatap datar kearah rose. Tangan kanan pria itu bergerak, mengusap dahi mulus rose dengan penuh kelembutan. Tanpa sadar seulas senyum terpancar dari bibir pria itu.

BADBOY meet BADGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang