Kamu merutuki, mengumpat dalam hati akan kebodohan diri sendiri. Terpaksa pergi bersama Zidan dengan tidak membawa apapun. Ulangi, tidak membawa apapun !
Baik dompet, uang atau bahkan handphone sekalipun. Bener - benar bodoh sangat. Disaat keadaan seperti sekarang ini bagaimana caranya agar kamu kabur bisa coba.
Hanya sebuah doa yang bisa kamu panjatkan sekarang. Semoga tuhan masih menyayangimu dan membuka pikiran Zidan supaya bisa melepaskanmu.
Satu - satunya tujuan yang kamu tau sekarang hanyalah jalanan sedang kamu lewati ini. Dan kenapa kamu baru sadar ? Ya tuhan rasanya bersyukur sekali. Jalan ini, kamu tau jalan ini.
" Berhenti kita ngobrol disini aja. "
" Enggak akan. Buat apa kita ngobrol disini ? Di pinggir jalan kaya gini. "
" Aku bilang berhenti engga ! Kamu bilang butuh ngobrol berdua kan ? Yaudah kita udah berdua sekarang. "
" Dan tempatnya bukan disini buat kita ngobrol sayang. "
Rasanya ingin kamu menampar wajahnya yang tampak sempurna itu.
" Berhenti disini, atau aku bakalan loncat. "
" Kamu enggak bakalan berani (Y/n). "
Kamu menelan saliva serasa tercekat, benar kamu mana berani. Tapi satu - satunya cara agar Zidan mau mendengar hanya sebuah gertakan.
Dan itu berhasil ketika kamu membuka kunci pintu, sudah siap akan membuka nya. Semua pergerakan itu di lihat oleh Zidan yang langsung memarkirkan mobilnya.
" Kamu gila ? " teriak Zidan.
" KAMU YANG GILA ! " teriakmu balik.
" Kamu mau apalagi sih Zidan ? Kamu mau apalagi hah ? Engga puas apa selama ini udah hancurin setengah kehidupan aku ? Engga puas liat aku hancur ? Demi tuhan dari lama aku udah maafin kamu, dan engga akan benci lagi sama kamu. Tapi sekarang karena ulah kamu sendiri yang ngebuat aku jadi benci sama kamu. "
Melihat kamu menangis Zidan hendak memelukmu langsung kamu tolak. Tak gentar dia langsung menggenggam tanganmu yang sedang mengepal.
" Kamu tanya kan mau aku apalagi, aku cuman mau kita kaya dulu, "
" Kita sama - sama perbaiki semuanya, aku engga bisa lepasin kamu gitu aja. Aku masih sayang sama kamu (Y/n). Ayo kita nikah. "
" Kamu pikir perasaan aku masih sama kaya dulu ? Kamu pikir rasa sayang aku, rasa cinta aku buat kamu masih tersisa ? Enggak Zidan. Semuanya sudah hilang, mati rasa asal kamu tau, "
" Nikah ? Sama kamu ? Kamu mau kasih harapan palsu kedua kalinya buat aku ? "
Kamu tertawa di buat nya. Bahkan sampai menitikkan air mata. Benar - benar luar biasa ya, tanpa merasa bersalah malah berbicara seenaknya.
Kata maaf pun tak terlontarkan sedikitpun dari mulutnya.
" Aku serius kali ini. Dan aku enggak akan biarin kamu nikah sama orang lain. Sekalipun kamu menikah akan aku pastiin kamu tetap sama aku pada ujung nya. Gimanapun caranya. "
Kamu melepaskan sabuk pengaman. Menatap Zidan penuh dengan amarah. Bisa - bisa nya dia berkata seperti barusan.
" Kamu sadar apa yang kamu omong barusan ? "
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Husband Series 💚 Winwin 💚
FanfictionGimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Winwin? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti. Ini cerita tentang kamu dan suamimu Winwin. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling jatuh...