Terkadang Winwin tidak habis pikir, kenapa ada manusia yang seperti Zidan. Kenapa harus ada manusia yang memiliki pemikiran sekeji itu terhadap sesama manusia. Kenapa harus ada salah satu ciptaan Tuhan, yang suka menindas sesama ciptaan Tuhan yang lainnya.
Dan terkadang Winwin tidak pernah bisa mengerti. Kenapa Zidan memaksakan, kamu untuk menjadi sosok yang dia inginkan.
Kamu adalah kamu. Tidak perlu menjadi orang lain. Tidak harus sama seperti orang lain. Karena dirimu, apapun bentuknya, apapun warna kulit dan rasnya, kamu adalah salah satu ciptaan Tuhan yang maha sempurna. Karena kamu cantik, apapun itu.
Jujur Winwin merasa kamu ini memiliki segalanya. Cantik, baik luar dan dalam. Tidak ada yang kurang.
Lantas apa yang menjadi alasan Zidan untuk merubah kamu menjadi orang lain. Atas dasar apa, menyuruh seorang wanita untuk menjadi wanita yang lain. Bukankah itu hal yang keterlaluan, karena manusia mempunyai batas masing-masing dalam hidupnya. Tidak bisa untuk dipaksa atau memaksakan, karena nanti hasilnya akan mengecewakan.
Winwin lagi-lagi terdiam sambil menyenderkan punggungnya pada bantal, duduk sambil matanya tak sedikitpun berpindah ke hal yang lain. Netranya seakan terpaku pada wanitanya saja, yang tengah duduk disampingnya, sambil mengupaskan satu buah apel.
Terkandang ada pemikiran yang bisa dibilang begitu sederhana tetapi sangat bermakna.
Pantaskah sosok seperti Winwin bisa bersanding dengan dirimu.
Pantaskah sosok seperti Winwin memperjuangkan dirimu sampai menuju ke ikatan yang halal.
Dan pantaskah sosok seperti Winwin membahagiakan dirimu, dengan caranya sendiri."Kenapa?"
Winwin hanya menggelengkan kepala, mengulurkan tangan kirinya, memberikan elusan halus pada pucuk kepalamu.
"Kamu dari tadi bengong terus, mikirin apa Win?"
"Kamu."
Dirimu seketika langsung memalingkan wajah, menghadap kearah Winwin, sambil bertanya, "Aku? Kenapa sama aku?"
"Aku enggak habis pikir, kenapa bisa kamu membuat Zidan sampai sebegitunya terhadap hubungan kita. Padahal dia yang salah sedari awal. Kenapa malah hubungan kita yang dipersalahkan."
"Kamu percaya enggak, dulu, walaupun Zidan kasar, suka mukul, cubit, bahkan tangannya begitu ringan untuk memukul, dia enggak seperti sekarang. Seperti manusia yang tidak punya perasaan."
"Orang-orang enggak percaya sama apa yang Zidan lakukan karena paras tampannya. Miris memang, karena wajah tampan bisa menutupi segalanya."
Kamu menyuapi Winwin dengan buah yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong sambil tersenyum tipis, melihat wajah tampannya yang masih lebam. Winwin yang menerima suapan itu hanya bisa terdiam sambil menerima suapan demi suapan dari tanganmu.
Dibalik wajah tenangmu, ada beribu-ribu kesedihan, kegundahan, amarah, yang ingin diluapkan pada seseorang tetapi tertahan. Seperti ada sesuatu hal yang menyangkut perpisahan.
"Win."
"Kenapa?"
Kamu meletakan piring yang berisikan potongan buah, beralih untuk menggenggam tangan Winwin sambil menghembuskan nafas pelan.
"Aku yakin kamu mengerti dan paham. Aku yakin pemikiran kamu sudah dewasa dan matang. Tolong dengarkan dulu, dan jangan marah."
Winwin membalasnya, menggenggam tanganmu seakan tidak mau kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Husband Series 💚 Winwin 💚
Hayran KurguGimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Winwin? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti. Ini cerita tentang kamu dan suamimu Winwin. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling jatuh...