DUA PULUH ENAM

126 36 10
                                    


"kenapa diam?"

"ha-emm-i-tu-haa__" gugup Zahra

"pulang udah malem, ga baik"





"sumpah dapet hidayah gue diperhatiin sama cold boy "
-batin Zahra





"heh!"

"eh apaan sih Lo!" kaget zahra

"makanya jangan bengong! pulang cepat" Zahra memutar bola matanya malas

"kalo gue pulang, bunda bakallan marah sama gue" cowok itupun menaikkan alisnya

"gue harus ke mini market depan beli pempres"

"buat?"

"adek gue la, yakali buat gue" Cowok itupun menarik lengan Zahra dengan kasar lalu melepaskannya ketika sudah sampe didepan motornya

"aww sakit, Lo punya hati ga sih? nariknya gausah kuat-kuat!" ketus Zahra lalu melihat pergelangannya yang sudah memerah

"naik" zahra menaikkan alisnya

"gue anter, cepat!" ketus cowok itu

"ada angin apa tuan galih yang terhormat baik gini sama gue?" ujar Zahra lalu naik diatas motornya Galih, yaa galih lah yang telah menolong Zahra. Diperjalanan tidak ada yang membuka suara, baik Galih maupun zahra mereka hanya diam, Zahra yang sedari tadi mengatur detak jantungnya agar kembali normal.

"turun! Lo mau diem terus dimotor gue!" ketus galih memudarkan lamunan Zahra

"Lo tunggu bentar ya, gue cu__" belum sempat Zahra melanjutkannya sudah lebih dulu dipotong oleh galih

"Lo kira gue supir Lo!" zahrapun memanyunkan bibirnya lalu berjalan memasuki mini market dengan kaki yang dihentak-hentakkannya ditanah dengan kuat.

Setelah membeli pempres dan beberapa cemilan Zahra keluar dengan membawa dua kresek mini market sambil menyedot minuman sodanya dengan pipet



"lah kok dia masih disini ya?"
guman Zahra pelan



Zahra jalan pura-pura tak melihat keberadaan galih, hingga galih merampas minuman soda Zahra

"eh minum gue!" Galih membuat minumannya ke tong sampah yang letaknya lumayan jauh tapi masuk dengan sempurna sampai kedalam tongnya.

"minum gue" lirik Zahra ketika melihat minumannya sudah berada didalam tong sampah, lalu menatap horor galih

"CK, mau Lo apa sih?!" galih mengacuhkan bahunya lalu menghidupkan mesin motornya

"naik"





"hah? bentar-bentar seorang galih sang ketua osis yang notabennya temennya Frozen sampe hawa dinginnya slalu menyelimutinya mau nganterin gue balik?"
-batin Zahra





"yaudah kalo gamau"

"ee bentar elah, nih" ujar Zahra lalu memberikan kreseknya kearah galih

"gue suruh Lo naik bu__" belum sempat galih melanjutkan kalimatnya sudah lebih dulu dipotong zahra

"pegangin bentar gue susah naiknya kalo megang kresek besar gini" lalu galih mengambil ahli kreseknya dan Zahra naik duduk dijok belakang motor galih, galihpun memberikan lagi kreseknya kepada Zahra dan melajukan motornya. Diperjalanan zahra memainkan ponselnya tanpa menyadari kalau galih tengah meliriknya dari kaca spionnya, hingga motor galih berhenti disalah satu rumah yang berkesan megah dengan ornamen patung disisi kanan dan kiri gerbangnya.

"AYLA" ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang