"maaf" cicit Gea, Raka dan Arkan tertawa hambar mendengar penuturan yang keluar dari mulut gea"sayang ayolah! kamu cemburu karna aku slalu ada buat Riri?" Gea menganggukan kepalanya
"aku juga slalu ada buat kamu Gea" lanjut Raka, menarik lengan Gea lalu memeluknya beberapa detik dan mencampakkan hingga tubuh Gea terdorong kebelakang membuat punggungnya terbentur oleh tembok
"ayah kasian bunda" lirih Arkan lalu mengusap punggung belakang Gea
"terimakasih sayang" Gea tersenyum hangat memandang Arkan yang ternyata masih memperdulikannya tapi sedetik kemudian Arkan mengeluarkan smirknya
"bunda? sosok yang lembut? oh Arkan salah. maaf ayah, bunda Arkan telah pergi" Arkan meninggalkan Raka dan Gea setelah mengatakan kalimat yang menusuk luluh hati Gea, Gea terduduk dibawah menunduk dan menangis
"ini kunci rumah dijalan buah batu, besok barang-barang kamu nyusul!" Raka melempar satu kunci kehadapan Gea
"mas" Gea menarik lengan Raka membuat Raka menghentikan langkahnya menatap lurus kedepan lalu melanjutkan kalimatnya
"maafin aku, aku bodoh, aku terlalu sayang sama kamu makanya aku gamau kamu__"
"sayang? kamu dibutakan! permainan kamu mulus aku sampai ga nyangka selama ini udah naruh hati pada sosok yang slalu mementingkan egonya!" raka melepas cekalan tangan Gea dengan kasar lalu beranjak meninggalkan Gea yang menangis dengan ditemani oleh hembusan angin malam yang sangat menusuk sel sel kulit.
*Ruang inap
Disinilah Riri berada didalam ruang inap VIP, Riri mengelus puncak kepala Ayla yang tertutupi oleh hijabnya.
krekk
Pintu terbuka menampakkan sosok lelaki dengan menenteng dua kresek besar
"kamu bawa apa sayang?" lelaki itu meletakkan satu kresek disofa yang berada didepan Brankar lalu meletakkan satunya lagi dimeja samping brankar Ayla.
"aku bawa semua makanan dan minuman kesukaan Ayla ma, aku juga bawa untuk mama"
"Ayla masih tidur, kamu kepagian ni mah" galih melihat Ayla yang masih tertidur, yaa tadi saat subuh Ayla sudah bangun lalu sholat dan disuruh mama untuk istirahat lagi.
"mama belum sarapan kan? papa lagi ngurusin masalah kemaren ntar siang papa juga datang kesini" galih mengambil nasi goreng yang sudah ia beli lalu menyodorkannya pada sang mama
"kamu mah masih inget aja" mama tertawa kecil seraya mengambil nasi goreng itu
"galihkan udah ingat semuanya ma, jadi galih tau keluarga kita yang sangat menyukai nasi goreng ini" mama menganggukan kepalanya lalu mulai menyantap nasi goreng dengan taburan ayam dan telur ceplok tak lupa kerupuk dan bawang goreng yang menemaninya. Galih duduk disisi Brankar Ayla mengelus telapak tangan Ayla lalu memandang wajah Ayla.
"emm" Ayla membuka matanya melihat sang mama yang sedang menyantap nasi goreng, merasa tangannya dielus oleh seseorang Ayla melirik menatap orang yang sedang mengelus punggung lengannya.
"Lo ngapain disini!" kaget Ayla melihat keberadaan galih dan langsung menarik lengannya menjauh dari galih, sontak mama menghentikan aktivitasnya tertawa menatap putrinya. Galih menarik lagi lengan Ayla lalu menaruhnya dipipi kirinya membuat Ayla berdecak sebal
"biar atuh, Abang mah mau kangen-kangenan sama adek" celetuk mama yang melihat Ayla ingin menarik lengannya dari pipi galih, Ayla mengurungkan niatnya menatap sang mama dengan menaikkan alisnya, mama yang melihatnya pun tersenyum lalu menceritakan semuanya dengan detial ke Ayla. Hingga Ayla membulatkan matanya nyaris tak percaya tapi memang itu kenyataan yang harus Ayla terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
"AYLA" ✅
Teen FictionBismillah.. || aku ga suka kalo kamu cuma liat awalnya tanpa tau akhirnya:'( || "Gausah gosok gigi Ay, jigong kamu udah wangi plus bersih kok karna udah aku cium." -Arkan. "Kamu bilang senyum aku jelek makanya aku senyum biar dia pergi, tapi malah b...