TIGA PULUH LIMA

98 28 2
                                    

Kamar yang terkesan minimalis dengan dominan warna putih, jendela yang berada disisi kasurpun terbuka menampakan gedung-gedung yang menjulang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar yang terkesan minimalis dengan dominan warna putih, jendela yang berada disisi kasurpun terbuka menampakan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ayla membuka matanya melihat dirinya yang sudah terbaring diatas kasur

"bukannya tadi gue digramedia sama Dian?" guman Ayla pelan lalu mendudukkan dirinya dikasur tersebut. Melihat seisi ruang yang asing baginya.

"yaAllah, Ayla dimana? iya, iya tadi Ayla lagi mau beli novel tapi tiba-tiba ada yang bekep" ingat Ayla lalu merogoh ponselnya yang berada didalam Sling bagnya yang masih terslempang dibahunya.

"mati ih!" gerutu Ayla saat berusaha menghidupkan ponselnya yang ternyata tidak bisa dihidupkan, mungkin lowbet.

Ayla berdiri melangkah menuju jendela melihat betapa tingginya tempat ia berada sekarang.

krekk

pintu terbuka menampakkan sosok pria yang menggunakan baju serba hitam, bodyguard pikirnya karna dilihat dari setelan jaz yang ia gunakan.

"malam tuan putri ini makan malam untuk anda" ramah bodyguard yang meletakkan sepiring nasi beserta lauknya dan segelas air mineral tak lupa dengan susu Chocolate.

"maaf, saya dimana?" tanya Ayla ragu-ragu karna takut jikalau bodyguard itu marah.

"saya permisi dulu tuan putri" pamit bodyguard itu mengalihkan pertanyaan Ayla barusan, Ayla mendengus kesal. 





*markas

"kenapa belum dapat?" suara dingin yang terdengar tegas diindera pendengaran siapapun yang mendengar.

"semua situs untuk melacak keberadaan Ayla tertutup, dan yang bisa buat seperti itu hanya orang yang ada pengaruh besar dinegeri ini" ujar Diwa dengan tangan yang masih menari diatas papan keyboardnya.

drtt.. drtt..

"Arkan, kerumah Ayla, papa sudah tau"

tutt..

Arkan langsung memutuskan panggilannya secara sepihak, beranjak pergi meninggalkan markasnya, tapi sebelum ia beranjak pergi ia memberi instruksi kepada teman-teman anggotanya

"bagi seperti yang gue perintah sebelumnya, Lo pada ikut gue!"

Arkan, Diwa, Irfan, dan Bintang melajukan motornya menuju kerumah Ayla yang letaknya lumayan jauh dari markas mereka.

~~~

sesampainya dirumah Ayla, Arkan dkk turun lalu masuk. Didalam sudah ada Tante Riri dan papa Arkan a.k.a Raka

"dalangnya masih sama, tapi kali ini tempatnya yang berbeda" mereka diam menunggu lanjutan ucapan Raka

"Riri udah beritahu semua tentang flashdisk ini" Raka menyodorkan sebuah flashdisk lalu menyolokkannya dilobang samping leptopnya.

"AYLA" ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang