ENAM

287 118 18
                                    


Diperjalanan menuju rumah Diwa, saat mereka ingin belok menuju komplek elit tiba-tiba....


🌱🌱🌱

bremmm... bremmm...

Ada sekelompok orang bermotor yang menghalangi laju Arkan dkk masuk kedalam komplek Diwa. Akran dkk pun menghentikan laju motornya dan menatap sinis kearah sekelompok orang tersebut.

"minggir Lo!" ujar Bintang.

"kami tau Lo semua mau kerumah temen Lo kan?" tanya salah satu anggota yang menghalangi laju Arkan dkk.

"bukan urusan Lo!" ketus Irfan.

"hahaha Lo yang nyelamatin temen Lo yang terkapar tadi kan?" tanya salah satu anggota itu pada Irfan.

"jadi Lo pada yang buat temen kita..."

"iya. kami. kenapa? hahahaha"

"CIH.. BERANI KEROYOKAN LO PADA. BANCI!" kali ini bukan Bintang ataupun Irfan tapi Arkan, sang ketua yang membuka suara. Anggota yang menghalangi jalan merekapun turun dari kereta mereka masing-masing dan terjadilah adu kekuatan.

Hingga pak security datang dan membubarkan mereka semua. Tapi tidak dengan Arkan dkk, karna pak security sudah mengenal Arkan dkk karna kerap sering masuk kekomplek rumah Diwa. Pak security pun mengizinkan Arkan dkk masuk kekomplek.

*Rumah Diwa

Mereka semua memarkirkan motornya dihalaman depan rumah Diwa. Lalu mereka berjalan menuju pintu rumah Diwa.

"assalamualaikum" salam mereka semua

"wa'alaikumsalam, masuk den" jawab seorang paruh baya yakni bibi Diwa yang membukakan pintu. Merekapun masuk dan duduk disofa ruang tamu. Tak lama kemudian bibi memanggil mami Diwa dan mami Diwa turun bersama Diwa.

Mereka melihat wajah Diwa yang telah diobatin maminya dengan obat merah dan ada beberapa yang diperban seperti kening dan siku lengen Diwa. Diwa pun duduk disamping Arkan, mami Diwa memulai obrolan

"maaf ya semua, jadi repot-repot begini"

"engak repot kok mi, Bintang malah enak jadinya bisa minum susu hehee"

"ohiya itu bibi lagi bikinin kalian semua coklat hangat, kan enak tuh malam-malam dingin begini minum coklat hangat"

"ah mami tuhkan jadi enak kita mah" ujar bintang sambil cengir-cengir. Arkan dkk yang melihatnya hanya menggelengkan kepala dan ada juga yang ketawa renyah. Bibi pun datang sambil membawa beberapa coklat hangat dan cemilan, mereka pun menyantap tanpa tau malu kecuali Arkan, Arkan tetap stay cool sambil melirik Diwa, Diwa yang tau lirikkan kode dari Arkan pun membuka suara

"eh lu pada dah berapa hari ga makan hah? belum ditawari juga dah pada nyobot ae lu"

"hehehee sekali kali atuh Diw, dah lama ga nyobain coklat hangat buatan bibi gueliss" ujar bintang

"semua Lo bilang gelis tang" timpal Irfan.

"biarlah, biar dibuatin lagi yakan bi?" goda bintang sambil mengedipkan sebelah matanya kepada bibi Diwa.

"kalau begitu saya pamit kebelakang ya nyonya" pamit bibi pada mami Diwa dan mendapat anggukan dari mami.

drtt.. drt..

ponsel mami Diwa pun berdering dan membuat mami Diwa berdiri lalu

"mami angkat telfon dulu ya, kalian ngobrol aja sama Diwa, mami ada urusan bentar, jangan rinduin mami ya" pamit mami Diwa sambil senyum lalu pergi ntah kemana mungkin kekamarnya.

"AYLA" ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang