EMPAT PULUH DELAPAN

134 31 6
                                    


"Em-- i-itu gu-gue kebawah dulu," Ayla berlari menuruni anak tangga.




"Lo ngapain kesini?" Ayla menghampiri Arkan yang sedang duduk santai dikursi ruang tamunya sambil meneguk jus alpukat yang ia minta buatin oleh mboh caprik.

"Duduk dulu," Arkan menepuk-nepuk tempat disebelahnya menyuruh Ayla duduk disampingnya. Tapi Ayla malah menarik lengan Arkan hingga Arkan berdiri tepat dihadapan Ayla.

"Lo ngapain? gue nanya!" Ketus Ayla.

"Lo ga sopan ya sama suami,"

"Calon!"


Jleb!


"WHAT?!"

"Maksud Lo apa ay?!"

"Calon? Calon suami?"

"Utang cerita Lo!"

Mau tak mau Ayla akhirnya menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabat nya. Mulai dari Arkan yang malam itu datang ke kamarnya, Galih yang sudah bisa menerima Arkan, sampai Arkan yang datang melamarnya dipagi sehabis subuh.


Flashback on.

Saat ingin berangkat kesekolah. Arkan melihat motor yang Galih gunakan berhenti dipinggir trotoar.

Tu anak ngapain? Magang?

Arkan mencoba untuk tak peduli tapi ia melihat ban belakang motor Galih kempes. Akhirnya ia memberhentikan laju motornya tepat didepan motor Galih.

"Lo udah hubungi montir?" Galih mendongakkan kepalanya, menatap orang yang berada dihadapannya lalu kembali nunduk memegang ban motornya.

"Gue rasa Lo cukup pinter buat udah hubungi montir dulu," Galih berdiri sambil mengibas tangannya menatap Arkan sekilas lalu mencabut kunci motornya dan berjalan mendahului Arkan.

"Mau bareng gue?!" Galih menghentikan langkahnya sebentar lalu kembali melanjutkannya lagi "sekedar info! Hari ini semua pengemudi taksi maupun ojek mogok kerja!" Setelah mengatakan itu Arkan melangkah menuju motornya. Memasang helm full face nya lalu memutar kunci dan mesinnya pun nyala.

"Masih mau jalan kaki dan terlambat atau bareng gue?" Tanya Arkan sambil melirik Galih dengan ekor matanya. Galih melihat arlojinya lalu dengan mengurangi tingkat kegengsiannya ia pun memakai helm full face nya dan menaiki motor Arkan. Arkan tersenyum tipis lalu melajukan motornya membelah jalanan menuju ke sekolahnya.




Sesampainya disekolah banyak pasang mata yang menatap mereka dengan bingung. Bagaimana tidak? Arkan dan Galih tidak pernah akur. Dikarenakan Arkan yang slalu membuat masalah padahal sudah mendapatkan banyak hukuman dari si ketua osis dan guru-guru, tapi tetap terus melanggar peraturan. Seperti membolos dan tidur.

"Makasih," Galih segera turun dari motor Arkan melepas helmnya lalu menitipkannya pada satpam sekolah. Sedangkan Arkan masih duduk diatas jok motornya sambil bertos kepada Bintang, Irfan dan Diwa.

"Wahgelasehhh! Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa?__"

"Kenapa dia lagi dia lagi dia lagi dia lagi dia lagi__"

"Kok gak R R R R R R R R R R R__"

"Brisik!" Sentak Arkan menatap tajam.

"YAELAH! PISSSS!" kompak mereka dengan mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf 'V' pertanda damai.

"Jadi kenapa bisa bareng gitu?" Celetuk Irfan sambil merangkul pundak Arkan.

"Oh oh oh udah pindah haluan dari adeknya keabangnya nii," ledek Bintang yang langsung mendapatkan jitakan dari Irfan dan Diwa

"AYLA" ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang