Vote dulu yuk sebelum baca:)
. . . . .
Beberapa hari kemudian.
Sejak terbukanya lowongan untuk manajer keuangan di Bighit financial, tak sedikit yg mendaftarkan diri.
Terutama para wanita, tujuan mereka bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan itu, tetapi juga ingin setiap hari melihat sang CEO tampan, Park Jimin.
Hari ini, Jimin akan melakukan interview untuk para calon manajer keuangan baru di perusahaan nya.
Sejak tadi sudah lebih dari tiga orang yg Jimin wawancarai, tetapi tidak ada yg sekompeten dan sebaik Mark.
Cklek.
Pintu ruangannya terbuka, menampakkan Rosé dan seorang wanita yg disampingnya.
"Tuan Park, ini salah satu orang yg mendaftarkan dirinya sebagai calon manajer keuangan baru kita." Ucap Rosé setelah membungkukkan badannya.
Wanita di samping Rosé juga ikut membungkukkan badannya hormat. Jimin mengangguk, dan Rosé pun keluar dari ruangan.
Wanita tadi duduk di hadapan Jimin. "Annyeong oppa!" Panggil wanita itu.
Jimin menatap tidak suka pada wanita dihadapannya, dia pikir dia siapa memanggil Jimin dg sebutan oppa bukannya tuan.
"Aku bukan oppa-mu. Jangan panggil aku dg sebutan itu." Ujar Jimin dingin. Dan wanita itu bukannya merasa takut pada nada dingin perkataan Jimin, ia malah memajukan dirinya lebih dekat pada Jimin.
"Apakah oppa melupakanku?" Tanyanya dg wajah cemberut.
Jimin mengernyit, ia tidak mengenal sama sekali wanita didepannya ini. "Siapa kau? Aku tidak kenal."
"Aku Jeongyeon oppa, kita bertemu di kelab saat itu." Jeongyeon memanyunkan bibirnya.
Sekilas, Jimin teringat kejadian di kelab. Ia memang bertemu Jeongyeon, wanita itu mengajaknya berkenalan padahal Jimin sedang mabuk saat itu.
Dua kali mereka bertemu di kelab, atau lebih tepatnya Jeongyeon yg setiap harinya menunggu kedatangan pemuda Park itu.
Saat mendengar adanya lowongan di perusahaan Jimin, Jeongyeon buru-buru mendaftarkan dirinya. Padahal ia tidak pernah belajar yg namanya mengelola uang perusahaan.
"Ya, aku ingat." Ujar Jimin.
Jeongyeon tersenyum senang sambil menyodorkan CV nya pada Jimin. Jimin membuka CV milik wanita dihadapannya.
Sesaat kemudian Jimin menutup lembaran kertas itu. "Aku diterima kan, oppa?" Tanya Jeongyeon dg percaya dirinya.
"Tidak."
Jeongyeon menganga mendengar jawaban dari Jimin. Tidak, tidak boleh. Ia harus diterima. Jeongyeon ingin membuka mulutnya untuk melayangkan protesnya, tetapi Jimin segera memotongnya.
"Keputusanku tidak akan berubah, walaupun kau bersujud dikaki ku sekalipun."
Jeongyeon terdiam, dg kesal ia beranjak dari hadapan Jimin setelah mengambil kembali CV nya. Berjalan keluar ruangan Jimin dg menghentakkan kakinya.
Jimin menghela nafas, memang susah mencari orang untuk mengurusi keuangan perusahaan besarnya ini. Jimin jadi agak menyesal menolak tawaran Mark sebelumnya.
Rosé kembali masuk membawa si pendaftar manajer keuangan. Dari pertama melihat wanita di samping Rosé itu, Jimin sudah merasa tidak suka.
Lihat saja, dress hitam tanpa lengan yg ia pakai terlihat sangat ketat ditubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away from Them [✔]
RomanceTiada hari tanpa perdebatan keduanya, setiap harinya terus saja bertengkar tak ada hentinya. Namun, hal itu juga yang menjadi salah satunya faktor dari tumbuhnya perasaan yang tidak keduanya duga. Seiring berjalannya waktu bisa saja perasaan itu had...