34 | You?!

3.2K 339 14
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca:)

.   .   .   .   .

Gadis itu menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, Rosé menggeser kursinya mendekat pada Jimin, terus berusaha membujuk kekasihnya untuk makan siang.

"Jimin.. ayolah, kau sudah bekerja lebih dari empat jam. Dan sekarang waktunya kau beristirahat." Dengan sangat lembut, Rosé mengusap lengan pria-nya.

Akhirnya, pria itu menyempatkan dirinya untuk menoleh pada kekasihnya. "Sebentar lagi aku selesai sayang, nanggung." Ujar Jimin lalu kembali menatap layar komputernya.

Rosé mengerucutkan bibirnya. "Yasudah, kalau begitu biarkan aku membelikanmu makan siang, ya?" Pria itu kembali menolehkan kepalanya.

"Tidak Rosié, aku sebentar lagi selesai lalu kita makan siang bersama diluar, okay?" Jimin melarang Rosé pergi bukan tanpa alasan. Ia takut akan kehadiran Junhoe nantinya.

Sebab sampai saat ini, Jimin belum memberitahu perihal Junhoe lah yang mengikuti gadis itu kala di negeri Thailand saat itu. Dan sekarang, pria itu berada di negeri yang sama dimana keduanya tinggal.

Rosé menggeleng, menolak penawaran Jimin. "Tidak mau! Aku mau membelikanmu makanan saja, supaya nanti saat kau selesai dengan pekerjaanmu, makan siang untukmu sudah siap."

Jimin tetap tidak setuju dengan permintaan Rosé. "Tidak usah, saat ini aku tidak terlalu lapar." Gadis itu menatap jengkel sang kekasih.

"Ish! Pokoknya aku mau membelikanmu makan siang. Tidak boleh menolak!" Ujar Rosé mengikuti nada bicara Jimin kalau pria itu memerintahkan sesuatu yang tak terbantahkan.

Pada akhirnya, Jimin hanya bisa menghembuskan nafas pasrah atas ke-keras kepalaan gadisnya. "Baiklah, tapi berjanji padaku, jaga dirimu baik-baik. Atau aku harus menyuruh orang untuk menemanimu?"

"Tidak usah Jim, lagipula aku hanya membeli makanan di dekat kantor kok." Jimin mengangguk lalu mengusap surai Rosé dengan sangat lembut.

"Hati-hati ya."

Perkataan Jimin membuat Rosé tertawa kecil. "Hey, aku hanya akan membeli makanan di dekat kantor. Tidak usah khawatir seperti itu." Memang, Jimin tidak dapat menyembunyikan raut khawatirnya.

"Bahaya ada di mana-mana sayang, kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi nanti." Ujar Jimin.

Gadis itu tersenyum. "Iya aku paham, aku pasti akan menjaga diriku baik-baik." Rosé bangkit dari posisi duduknya. Ia pun pergi keluar dari ruangan itu, membeli makan siang untuknya juga Jimin.

Entah mengapa, saat ini kondisi jalan terbilang agak sepi. Walaupun masih ada beberapa mobil yang melintas, juga  beberapa orang yang berlalu lalang.

Mungkin karena waktu istirahat makan siang telah usai, dan orang-orang pun kembali fokus pada pekerjaan dan kesibukan masing-masing.

Berbeda dengan Rosé, ia dengan santainya berjalan menuju Restoran Jepang tanpa takut akan dimarahi bosnya. Untuk apa takut? Toh, bosnya itu adalah kekasihnya sendiri, hehe.

Tak lama lagi, ia akan sampai pada tempat tujuannya. Namun tiba-tiba, seseorang membekap mulutnya beserta tubuhnya yang didekap dari belakang dengan erat.

Run Away from Them [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang