Vote dulu yuk sebelum baca:)
. . . . .
Jimin memasuki rumah besarnya dengan langkah gontainya, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah sejak seminggu yang lalu Jimin selalu dibuat sangat sibuk, ini semua karena adanya masalah pada salah satu kantor cabangnya yang dimana masalah itu dapat membuatnya rugi besar.
Dan beberapa hari terakhir, Jimin selalu pulang larut malam yang dimana tentunya Rosé dan kedua anaknya telah terlelap dalam tidurnya sehingga ia tidak dapat menghabiskan waktunya dengan keluarga kecilnya itu.
Jam sepuluh malam sudah termasuk waktu yang paling cepat untuknya pulang ke rumah. Selama ini, Jimin selalu pulang pada pukul dua belas malam dan sudah beberapa kali pula ia tertidur dikantornya dan tidak kembali ke rumahnya.
Hal itu tentunya membuat Rosé khawatir, disetiap malam Rosé selalu menunggu kedatangan Jimin diruang utama rumah mereka. Namun, wanita itu pasti selalu tidak berhasil untuk tidak menahan kantuknya dan berakhir tidak bertemu dengan sang suami.
Seperti malam ini, Jimin tersenyum kala melihat Rosé yang dengan mata tertutupnya tengah terlelap diatas sofa. Dan seperti hari-hari sebelumnya, Jimin mengangkat tubuh itu perlahan berusaha untuk tidak membangunkan Rosé dari tidurnya. Kemudian melangkah untuk memasuki kamar keduanya, merebahkan tubuh itu diatas kasur dengan lembutnya.
Sebelum ia memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Jimin sempat memandangi wajah cantik wanita itu yang tengah tertidur. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi pemandangan wajah Rosé, mendekatkan bibirnya pada wajah itu lalu perlahan mulai mengecup dahinya, kedua kelopak mata indahnya, hidung mancungnya, kedua pipi berisinya dan berakhir pada bibir ranum miliknya.
Hanya menempelkannya sembari berusaha untuk tidak melumatnya, yang bisa saja nantinyadapat membuat Rosé terusik lalu terbangun. Setelah sekitar tiga puluh menit memandangi wajah wanita yang sangat ia rindukan itu, Jimin mulai melepaskan setiap material yang melekat pada tubuhnya.
Walaupun malam telah menyambut, pria itu tetap memilih untuk berendam air hangat yang terbukti dapat meriklekskan pikirannya yang terasa berat akibat seluruh masalah perusahaan yang ditanganinya.
Jimin turun ke lantai bawah untuk mengambil segelas air. Namun, saat ia akan kembali ke kamarnya Jimin mendengar suara tangisan bayi dari kamar milik Ryujin dan Jaemin. Dengan segera, Jimin memasuki kamar itu dan mendapati bahwa Jaemin lah yang tengah menangis.
Jimin mengambil anaknya itu kemudian menggendongnya, menepuk-nepuk pelan punggungnya guna menenangkannya. "Cup, cup, cup Jaemin.. Jangan menangis, hm?"
Tetapi kata-kata itu tidak membuat tangisan Jaemin mereda, Jimin terus berusaha menenangkan Jaemin dengan menggoyangkan tubuh mungil itu pelan, namun hal itu belum juga berhasil ia lakukan.
Jimin tidak tahu apa yang harus ia lakukan, karena ia tidak pernah tahu apa yang Rosé lakukan untuk menenangkan kedua buah hati mereka. "Apa yang harus Appa lakukan agar kau berhenti menangis, Jaemin-ah?"
Terbesit dalam pikirannya, kalau mungkin saja Jaemin menangis karena bayi itu tengah merasa lapar. Jimin kembali turun ke lantai bawah untuk menuju ke dapur membuatkan susu formula untuk anaknya, tidak ingin membuat Rosé terbangun karena mendengar tangisan dari Jaemin.
Tapi sialnya, Jimin tidak tahu juga seberapa banyak bubuk susu formula yang dibutuhkan untuk sebotol susu. Karena ini pertama kalinya Jimin membuat susu, itu membuat Jimin melakukannya dengan berantakan.
Bubuk susu bertumpahan diatas meja. Kemudian, saat Jimin memberikan air panas pada botol itu, ia tidak sengaja memberikannya terlalu banyak sehingga malah membuat susu itu memiliki suhu yang terlalu panas.
![](https://img.wattpad.com/cover/216397356-288-k264896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away from Them [✔]
Любовные романыTiada hari tanpa perdebatan keduanya, setiap harinya terus saja bertengkar tak ada hentinya. Namun, hal itu juga yang menjadi salah satunya faktor dari tumbuhnya perasaan yang tidak keduanya duga. Seiring berjalannya waktu bisa saja perasaan itu had...