Tiada hari tanpa perdebatan keduanya, setiap harinya terus saja bertengkar tak ada hentinya. Namun, hal itu juga yang menjadi salah satunya faktor dari tumbuhnya perasaan yang tidak keduanya duga. Seiring berjalannya waktu bisa saja perasaan itu had...
Itulah yg Jimin rasakan sekarang, ia sedang menunggu Rose bersiap. Padahal mereka hanya akan berjalan-jalan biasa. Jimin belum menentukan kemana mereka akan pergi sih, mungkin mereka akan pergi ke mall atau kemana pun.
"HEY ROSEANNE PARK! APA YG KAU LAKUKAN SIH, LAMA SEKALI!" protes Jimin, bagaimana Jimin tidak protes kalau sudah dari sejam yg lalu ia menunggu Rose mandi dan bersiap.
Jimin tidak pernah mengerti dengan para wanita, apasih yg mereka lakukan? Mereka bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berdandan dan hal lainnya yg sama sekali tidak bermanfaat.
"SABAR SEDIKIT BISA TIDAK SIH?!" Rose keluar dari kamarnya dengan wajah kesal, sudah siap dengan pakaiancasual style-nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedangkan Jimin masih memakai kaos putih dan celana bahan berwarna hitam, dg rambut berantakannya, tapi Jimin tetap tampan kok.
"Apa yg kau lakukan sih? Satu jam aku menunggumu!" kesal Jimin, Rose tersenyum kemenangan. Benar-benar tidak merasa bersalah sudah membuat Jimin menunggu lama.
"Aku hanya mandi dan berdandan sedikit, tidak sampai satu jam kok" jawab Rose dengan wajah tanpa dosa-nya, Jimin mendengus kesal.
"Hh yasudah lah, ayo kita ke mansion-ku dulu" Jimin menarik Rose keluar dari apartemen ke basement.
"Kau ingin kemana?" Jimin menoleh sekilas ke arah Rose. Rose mengernyitkan dahinya sedang berpikir sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu.
"Bagaimana kalau kita keliling Seoul? Aku lupa tempat-tempat yg ada di Seoul"
Jimin menatap Rose heran. "Mengapa kau bisa lupa? Bukannya kau selama ini tinggal di Seoul?"
"Memang, tapi baru 2 bulan. Sebelum itu aku tinggal di Australia bersama keluargaku" ucap Rose sambil menatap jalan raya.
"Kenapa kau pindah ke Korea? Dan juga, sepertinya kau tinggal sendiri di apartemen, memangnya keluargamu tidak ikut pindah ke Korea?" tanya Jimin yg tiba-tiba menjadi penasaran dg hidup Rose.
"Yak, mengapa kau jadi kepo dg hidupku? Apa jangan jangan kau ini stalker ya?" Rose mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah Jimin dg tatapan penuh selidik.
Jimin menyingkirkan jari Rose dari wajahnya "Percaya diri sekali kau, aku hanya ingin tahu karena kau itu sekretarisku"
"Apa hubungannya? Alasanmu itu tidak masuk akal!"
Jimin merotasikan manik matanya.
Sesaat setelahnya Rose berteriak, Jimin bejengit kaget menutup telinganya dg tangan kirinya yg bebas. "Kau ini kenapa sih? Membuatku kaget saja"