Vote dulu yuk sebelum baca:)
. . . . .
Sepasang kekasih itu memasuki mansion, keduanya baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka tadi pukul 19.30 pm.
Dan sekarang waktu sudah menunjuk kan pukul 20.00 pm, Jimin menghempaskan tubuh lelahnya pada salah satu sofa dan menengadahkan kepalanya ke atas dg keadaan masih belum melepas jas serta dasinya.
Rosé yg baru selesai melepas high heels-nya tersenyum lalu mendekat pada Jimin. Ia menangkup wajah pria itu dari arah berlawanan, lalu mencium dahinya. "Lelah ya, mau aku buatkan sesuatu?"
Otomatis sudut bibir Jimin terangkat, pria itu pun meraih pergelangan tangan Rosé yg sudah berdiri dihadapannya, hingga gadis itu jatuh terduduk diatas pangkuannya.
Jimin tidak menggubris Rosé yg terkejut karena tubuhnya yg tiba-tiba jatuh diatas pangkuan pria itu. Jimin hanya memeluk tubuh kekasihnya, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher gadis itu sembari menghirup wangi tubuhnya yg entah sejak kapan menjadi favoritnya.
Lalu Jimin menarik wajahnya dari leher gadis itu, menatap pada wajah gadis yg dicintainya. Jarinya menyentuh bibir bagian bawah Rosé. "Dengan ini, lelah yg aku rasakan akan hilang seketika."
Perlahan Jimin mendekatkan wajah keduanya, jangan tanyakan bagaimana keadaan Rosé sekarang.
Berada dalam pangkuan Jimin, dengan jarak sedekat ini membuat jantungnya berdebar sangat gila. Sampai, bibir tebal Jimin pun kembali bertemu dengan bibir ranum miliknya.
Jimin mengelus punggung si gadis, lalu ia mendorongnya semakin dekat padanya dengan pelan. Sementara itu, kedua tangan Rosé memeluk leher Jimin, memperdalam lumatan bibir mereka.
Hingga suara bel mansion yg berbunyi menginstrupsi kegiatan mereka, keduanya melepas ciuman itu. "Umm, aku akan membuka pintu."
Gadis itu pun turun dari pangkuan Jimin, lalu melangkah menuju pintu utama. Rosé membukakan pintu.
"Appa, eomma?"
Terkejut? Tentu saja ia terkejut dg kedatangan kedua orangtuanya. Darimana orangtuanya ini tahu dimana ia tinggal?
"Hai Rosié, sayangku." Sapa Ariana. Sementara sang Appa, Bogum hanya diam menatap putrinya, ditatap seperti itu membuat Rosé menunduk kan kepalanya tidak berani menatap ayahnya.
Jimin yg merasa kalau Rosé terlalu lama hanya untuk membukakan pintu, ia pun beranjak dari duduknya dan menuju ke pintu utama mansionnya.
"Chagi, siapa yg datang?" Ujar Jimin yg melihat Rosé berdiri di depan pintu tapi ia belum melihat adanya kedua orangtua kekasihnya.
Saat ia sudah berdiri disamping gadisnya barulah ia sadar kehadiran dua orang paruh baya itu. Bogum dan Ariana terlihat terkejut dg kedatangan Jimin.
Jimin segera membungkuk kan badan, menyapa calon mertuanya. Eh.
Rosé mengajak Appa dan eomma-nya untuk masuk, setelahnya keempat orang itu duduk bersama. Keheningan sempat melingkupi ruangan itu. Baik Rosé maupun Jimin, keduanya tidak berani membuka suara.
![](https://img.wattpad.com/cover/216397356-288-k264896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away from Them [✔]
Любовные романыTiada hari tanpa perdebatan keduanya, setiap harinya terus saja bertengkar tak ada hentinya. Namun, hal itu juga yang menjadi salah satunya faktor dari tumbuhnya perasaan yang tidak keduanya duga. Seiring berjalannya waktu bisa saja perasaan itu had...