SELAMAT MEMBACA
~KOK SALTING
***
CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.
VOTE DAN KOMENTARNYA, FAMS~
***
Perlombaan solo vokal sudah dekat, terlihat dari peserta siswa HSC sedang melakukan latihan di ruangan musik. Kebanyakan peserta lomba yang mengikutinya adalah kelas sebelas terlihat dari logo kelas mereka yang terpasang di bagian lengan sebelah kiri. Tetapi, itu tak membuat peserta baik kakak kelas maupun adik kelas pantang mundur, karena mereka berpikir baik kakak kelas maupun adik kelas mereka mempunyai kemampuan dan skill bernyanyi tersendiri.
Ada yang latihan diiringi dengan irama piano, dan ada pula yang menggunakan gitar. Seperti yang dilakukan Davian, dirinya sedang bersama gitar kesayanganya. Bukan untuk latihan tetapi ia menggunakan gitar itu untuk merenungkan gadis yang memberikannya gitar ini. Merenungkan apakah gadis itu masih sama seperti dulu. dulu, disaat ia masih memendam rasa hingga saat ini, disaat gadis itu memutuskan untuk pindah ke negara omanya dan kembali ke Indonesia melanjutkan sekolah yang berbeda dengan dirinya terpaksa hubungan mereka harus terputus hingga saat ini. Davian, dirinya merindukan sosok gadis itu. Melody, nama yang indah seperti orangnya, memiliki makna sangat berarti bagi Davian seperti melodi di dalam musik yang diciptakannya.
Ia melihat gantungan yang terdapat pada tuning gitarnya. gantungan itu membentuk huruf M&D-Melody & Davian. Rasanya sudah lama ia tak menyebutkan gabungan namanya dengan Melody.
tiba-tiba rasa rindu dan sedih bercampur menjadi satu menyerangnya membuatnya ingin bertemu dengan gadis itu, ia ingin menanyakan apakah kabarnya sekarang baik-baik saja? Mungkin baik-baik saja setelah melihatnya sering muncul beberapa kali di media televisi dengan wajah yang berseri-seri.
"Ngelamun wae atuh?" ucap Zarel dengan logat sundanya yang sama sekali tak cocok dengan dirinya yang memiliki darah campuran Jerman. Cowok itu datang dengan menenteng dua kaleng minuman isotonik.
"Gak cocok sama lo," balas Davian dengan menerima uluran isotonik dari Zarel.
"Biarin aja. Gue lagi proses belajar bahasa Sunda biar bisa dapetin ciwi-ciwi Sunda soalnya,"
"Ada maksud apa lo tiba-tiba ingin dapetin cewek Sunda?"
"Gue kemarin jalan-jalan ke mall, terus gue lihat segerombolan ciwi-ciwi ngomong pakek bahasa Sunda dan setelah gue perhatiin ternyata ceweknya cakep-cakep, bro. Jadi, gue belajar bahasa Sunda dari sekarang kali aja gue bisa dapet cewek Sunda kelak." Davian hanya geleng-geleng kepala saja melihat Betapa dangkalnya pemikiran seorang Zarel.
"Gue doain semoga istri lo kelak gak dangkal pemikirannya kayak, Lo."
"Sembarangan kalo bersabda, lo. Gini-gini gue masuk kelas IPA,"
Davian mengangguk saja.
"Iya. Kok lo enggak masuk kelas?""Tugas gue udah rampung alias selesai,"
Memang Davian dan Zarel tidak berada dalam satu kelas yang sama. Davian berada dikelas seni, sedangkan Zarel dikelas IPA. Walaupun Davian berada dikelas seni tetapi Davian banyak mengetahui beberapa hal, contohnya ia juga jago dalam bidang matematika dan ilmu-ilmu alam. Hanya saja dirinya yang memang ingin memperdalam ilmu seni, maka dari itu ia lebih memilih kelas seni ketimbang IPA.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU FAT GIRL [Completed]
Teen FictionNadiva adalah gadis yang tak percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa 'cinta tak memandang fisik' bahwa 'cinta itu buta' nyatanya itu semua adalah kebohongan yang dianggap kebenaran oleh semua orang. Dengan itu, Nadiva sibuk mencari apa kelebiha...