9. Jadi, Melody Atau Vian?

667 74 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

~JADI, MELODI ATAU VIAN?

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

VOTE DAN KOMENTAR JANGAN LUPA!

***

Diva?

Mereka. Zarel dan Diva mendudukan dirinya di kursi panjang putih yang dekat dengan lapangan basket outdoor. Nadiva, gadis bermata bulat yang kini memandang kosong ke depannya memikirkan ucapan Davian barusan mampu membuat hati selembut kapas itu terluka.

Jika memang dirinya bukanlah tipe Davian tidak lah cowok itu tak mengatakannya secara langsung agar dirinya tak terluka seperti sekarang.
Apa dirinya masih menyukai Davian setelah ini?

"Sorry," maaf Zarel. Jujur dirinya merasa bersalah telah memancing Davian tadi, harusnya ia lebih berhati-hati lagi sebelum berbicara.

"Bukan salah kakak."

"Salah gue. Gue yang udah mancing Vian tadi," terdengar nada penyesalan yang tertangkap di indera pendengaran Diva.

"Maaf gue sebut nama lo tadi. Niat gue sih mau bikin Vian move on, gue enggak mau sahabat gue tetap galon."

Diva mendengarkan permintaan maaf dari Zarel tanpa melihat ke arah cowok itu. Fokusnya tetap ke arah lapangan basket yang hijau tanpa penghuni, pertanyaan yang dilontarkan Zarel dan jawaban dari Davian tadi selalu membayangi dirinya hingga Diva mengerti bahwa fisik yang cantik sangat penting.

Dan Kini, ia tahu bahwa yang akan dilihat dari seseorang itu adalah fisiknya terlebih dahulu barulah hatinya. Tak mungkin juga orang yang tak mengenalnya langsung mengetahui isi hatinya, pastinya fisik yang selalu menjadi penilaian seseorang.

Sekarang, Diva juga membuang pepatah tentang 'cinta itu buta' 'cinta itu tak memandang fisik' nyatanya pepatah yang dianggap nyata oleh beberapa orang itu bagi Diva adalah pernyataan yang bulshit sekarang. Seharusnya Diva menyadarinya sedari dulu bukannya baru sekarang.

"Div, maafin gue yang jadiin Lo korban buat Vian move on."

"Enggak, kak Zarel enggak salah. Harusnya aku yang berterima kasih, kak, karena kakak aku sekarang tahu bagaimana pentingnya memperjuangkan suatu hal," ucap Diva yang kini matanya menatap lurus ke arah mata Zarel.

Zarel mengernyit bingung.
"Maksudnya?"

Diva menarik napas sebelum menjawab. "Karena ucapan kakak tadi aku tahu bahwa sekarang aku perlu berjuang buat dapetin hatinya kak Vian, membatu kak Vian lupa sama mantannya. Itu artinya kak Vian butuh aku buat lupain mantannya kan, 'kak?"

Cowok beranting itu membasahi bibirnya yang tiba-tiba terasa mengering. "Lo—enggak ngerasa jadi korban?"

"Enggak. Sama sekali enggak!" ucap Diva yakin.

"Kakak mau bantuin aku, 'kan?"

"Bantuin apa?"

"Bantuin buat merubah diri aku, kak. Aku rasa kak Vian bener kalau dia belum bisa move on karena mantannya yang terlampau cantik, tapi kakak tenang aja aku bakalan usaha biar bisa melampaui kecantikan mantannya kak Vian. Jadi kak Vian nanti bisa move on setelah menemukan yang lebih dari mantanya,"

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang