SELAMAT MEMBACA!
~DIA YANG TERTUTUP
***
CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.
VOTE DAN KOMENTAR JANGAN LUPA.
***
Mereka tertawa bersama melihat tingkah Ames yang begitu menggemaskan, bagaimana wajah Ames yang belepotan karena makan coklat, bagaimana ekspresi anak itu jika sedang marah, cemberut, atau tertawa sekalipun memperlihatkan gigi susunya.
Angel berdiri. Ia mengulurkan tangannya ke arah Zarel meminta sesuatu pada cowok itu. "Sini gue abadiin, memori gue penuh soalnya."Zarel mengangguk mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu menyerahkannya pada Angel.
Angel melangkah mundur sekirannya pas untuk memotret gambar kedua lelaki berbeda usia itu.
"Senyum dong! Ames ayok senyum kayak ayah Zarel," Angel merayu Ames gemas.
Sedangkan anak itu langsung tersenyum saat melihat ponsel Zarel mengarah padanya, Ames sangat suka jika mengetahui akan di foto. Ames memeluk leher Zarel merapatkan dirinya pada Zarel hingga benar-benar rapat.
"Satu! Dua!..."
Ting!
Diva :
Kak enggak usah jemput aku, aku udah pulang. Semoga urusanya cepat selesai ya.Read.
Angel dengan sengaja membaca chat dari Diva, dirinya menyentuh ikon profil Diva menampilkan foto selca gadis gendut itu.
Tak berselang lama ia tersenyum miring. Seingatnya ia pernah bertemu dengan gadis gendut itu saat berada di minimarket bersama Zarel. Jika dilihat saja Diva jelas berada di bawahnya, gadis gendut dan pendek itu bukan tandingannya.
"Jadi namanya Diva." Lirihnya berbisik pada diri sendiri.
"Tiga! Cekrek!"
"Sekali lagi dong ya." Angel kembali mengarahkan ponsel kepada Zarel dan Ames sengaja untuk mengulur waktu Zarel bertemu dengan Diva.
"Udah ya, gue capek. Pulang yuk." Seru Zarel sembari menggendong Ames membiarkan anak itu bergelanjut manja padanya.
"Pulang?" beo Ames lumayan jelas terdengar di telinga Zarel.
Zarel mengangguk menanggapi. "Ames udah bau jadi harus mandi."
Anak itu mengangguk-angguk lucu dengan mendusel-dusel ke leher Zarel.
"Ayok."
***
Mungkin kata gelisah yang dapat menggambarkan perasaan Diva sekarang, hari sudah malam, pesan yang dikirimkannya pada Zarel sedari tadi belum mendapatkan respon selain tanda ceklis dua bewarna biru, dan sekarang haruskah dirinya menelpon cowok itu?
Karena gengsi dan takut menganggu kesibukan Zarel membuat Diva mengurungkan niatnya. Diva gelisah karena Zarel tak menghubunginnya sedari tadi. Mungkin terdengar alay tapi memang ini kenyataannya.
Diva baru pertama kali ini merasakan kata pacaran jadi wajar jika ia masih sedikit kaku dan alay dalam berpacaran.
"Kenapa rasanya gini? Gue alay kebangetan deh kayaknya," ucap Diva berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU FAT GIRL [Completed]
Teen FictionNadiva adalah gadis yang tak percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa 'cinta tak memandang fisik' bahwa 'cinta itu buta' nyatanya itu semua adalah kebohongan yang dianggap kebenaran oleh semua orang. Dengan itu, Nadiva sibuk mencari apa kelebiha...