35. Pembullyan

531 66 1
                                    

SELAMAT MEMBACA!

~PEMBULLYAN

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

YANG BACA ANAK BAIK KAN? VOTE DULU DONG ANAK BAIK

***

BYURRR.

Air dari ember terjun bebas mengenai tubuh Diva yang sekarang terpojok di toilet cewek, menjiplak jelas tank top putih gadis gendut itu.
Gadis itu mengigil kedinginan akibat guyuran air dan juga hawa dingin mengingat hari ini sedang gerimis.

Ia menatap takut-takut pada senior-senior yang menyiramnya barusan.

Semua senior yang berada di toilet cewek mengerubunginya, menatapnya hina. Dan Diva benci pada tatapan itu.

"K- k..kak salah ak..aku apa?" tanya Diva tersendat-sendat karena bibir bawahnya terus bergerak mengigil.

"Salah lo?!" tanya salah satu senior itu tak percaya akan pertanyaan Diva.

"Heh! Lo tuh salah nyari pacar. Lo gak tau siapa Zarel dan siapa lo? Ngaca dong! Gendut juga!"

Senior itu merunduk mendekat pada Diva yang berjongkok dan setelahnya ia menjambak rambut Diva keras membuat Diva mendongak ke atas.

"Lo mau tau apa salah lo selain itu?"

Dengan polos Diva mengangguk. Ia mengangguk juga supaya cepat terbebas dari sini.

"Lo gak tau siapa itu Angel? Huh?" Diva menggeleng takut.

"Angel itu sahabat gue, dan lo!" Senior yang sedari tadi tak berhenti mencecar Diva dengan entengnya menaikan telunjuknya menunjuk-nunjuk Diva tepat di depan jidat gadis gendut itu.

"LO DENGAN BERANINYA REBUT PACARNYA. LO BERANI-BERANINYA REBUT ZAREL DARI ANGEL. NGACA LO GENDUT!" makinya keras.

"Kak tapi aku enggak rebut kak Zarel dari kak Angel. Sumpah kak, tolong maafin aku kak biarin aku pergi." Mohon Diva sembari menyatukan tanganya yang menggigil.

"Gue mau liat apa yang lo kasih sama Zarel sampe dia mau sama lo."

Diva dengan cepat menggeleng, dirinya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya padanya.

Gadis itu ingin meminta tolong tapi pasti tak akan ada yang datang karena jam pulang sekolah sudah tiba sejak setengah jam yang lalu. Diva menyesal tak ikut Aher pulang bersama tadi padahal gadis bermata sipit itu sudah menawarinya, justru dirinya malah menunggu Zarel yang tak datang-datang.

"Harga diri lo? Segitu besar ya nyali lo?" tanya senior itu. Senior berambut ombre itu mendekat ke arah Diva kemudian meraba kemeja basah Diva.

"Hiks... kak aku mohon kak jangan, hiks,"

"Rekam!"

Tangan senior itu perlahan merambat ke kerah kemeja Diva lalu turun ke arah kancing kemeja Diva membuat gadis itu menggeleng.

Diva ketakutan, telinga gadis itu berdenging dan pandanganya mengabur tertutupi air matanya.

"Kakak hiks, kakak aku mohon kak jangan." Diva berusaha menepis tangan senior itu tapi apa daya dirinya yang sediri kalah dengan tiga orang di depanya.

Dengan cepat senior itu melepas kancing atas kemeja basah Diva membuat Diva menjerit-jerit ketakutan.

Dengan sekali hentak kepala Diva kembali mendongak ke atas, tatapan gadis itu bertemu dengan tatapan beringas senior itu.

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang