SELAMAT MEMBACA!
~AKHIR
***
CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.
VOTE, DULU DONG!!
***
"Mama!"
Ames segera memeluk lengan Angel yang bergerak. Bayi itu menangis sesengukan melihat adanya respon dari mamanya.
"Mama bangun," pintanya lirih khas suara cadelnya.
Setelah adanya respon gerakan tangan, kini mata Angel perlahan membuka. Perempuan itu berusaha memfokuskan pendengaranya pada isak tangis seseorang.
"Sakiitt.." rintih Angel kesakitan karena Ames memeluknya terlalu erat.
Menyadarinya, bayi itu segera melepaskan lengan Angel.
"Mama,"
"Ames, say-ang jangan na-ng-is."
Ames mengangguk cepat. Ia kemudian celingukan mencari Diva- umminya yang tak kunjung datang. Tetapi, beberapa detik kemudian pintu ruangan terbuka menampilkan Diva yang membawa susu kotak.
"Kak Angel," panggil Diva lirih.
"Diva,"
"Ak-aku panggilin dokter dulu. Ames jagain mama Angel, ya."
Gadis itu keluar. Diva segera mencari dokter dan setelahnya ia segera menghubungi Zarel.
Kabar baik. Angel sudah sadar.
Setelah menemukan dokter, ia mengekori dokter menuju ruang rawat Angel.
Diva dan Ames berdiri di samping brankar Angel, menunggu perempuan itu selesai diperiksa. Diva tak henti-hentinya menyunggingkan senyumnya begitu pun dengan Ames. Mereka sama-sama senang melihat Angel sudah tak memejamkan matanya lagi.
"Keadaan pasien mulai membaik, dan akan lebih baik lagi jika pasien jangan terlalu banyak diajak mengobrol. Biarkan pasien beristirahat beberapa saat dulu agar kondisinya benar-benar membaik." Terang dokter.
"Baik, dok. Terimakasih,"
"Oh iya, untuk pasien tolong istirahat secara total. Anda sangat hebat sudah melewati masa kritis dengan cepat."
Angel hanya mengangguk lemah dan tersenyum tipis.
"Kalau begitu saya permisi, tolong diingat pesan saya."
"Iya, dok."
Dokter keluar berbarengan dengan masuknya Zarel serta Davian.
Semua memandang kedua cowok itu. Rambut kedua cowok itu masih sedikit basah, pasti karena habis keramas dan tak sempat mengeringkannya.
"Permisi," ucap dokter.
"Iya, dok." Jawab Zarel dan Davian berbarengan.
Kini, tinggal mereka berlima di dalam ruang rawat Angel.
Zarel mulai meletakan tas hitam yang dibawanya di sofa lalu cowok itu mendekat ke brankar Angel.
"Gimana?"
"Kak Angel udah mulai membaik, kak. Tapi, kata dokter tadi kita gak boleh terlalu banyak ngajak kak Angel bicara." Jelas Diva. Gadis itu berbicara cepat agar Angel tak perlu susah payah mengeluarkan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU FAT GIRL [Completed]
Teen FictionNadiva adalah gadis yang tak percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa 'cinta tak memandang fisik' bahwa 'cinta itu buta' nyatanya itu semua adalah kebohongan yang dianggap kebenaran oleh semua orang. Dengan itu, Nadiva sibuk mencari apa kelebiha...