25. Hanya Sekedar Berucap

627 69 6
                                    

SELAMAT MEMBACA!
~HANYA SEKEDAR BERUCAP

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

VOTE DAN KOMENTAR JANGAN LUPA

***


Rembulan telah berganti dengan mentari, sang surya menyambut hari dari jutaan orang. Dan hari ini hubungan Zarel bersama Diva akan genap dua puluh empat jam, hubungan yang besarnya belum mencapai sebesar biji jagung.

Di kamar, gadis gendut dengan rambut yang dicepol itu tengah berdandan merias dirinya, tak terlalu mencolok hanya sapuan tipis yang cocok digunakan anak remaja sekolahan. Biasanya kegiatan ini sangat jarang dilakukan Diva karena maksimal ia hanya menggunakan lip tin dan bedak bayi saja tetapi kali ini rasannya ada yang berbeda jika Diva tak mengenakan sedikit saja bedak padat yang masih terbungkus rapi dari plastiknya. Gadis itu juga menjepit bulu matanya agar terlihat lebih lentik, tak lupa ia mengenakan maskara sebagai pendukungnya.

Diva mengerti, mungkin ini memang reaksi seseorang yang sedang kasmaran, ini masih perkiraannya karena memang sebelumnya ia tak pernah menjalin hubungan dengan status 'pacaran'.

Sapuan terakhir dikenakan pada pipi bagian kirinya dan sekarang wajahnya sedikit terlihat lebih segar, bulu mata yang lentik, wajah yang tak pucat, bibir bewarna pink sangat cocok terlihat untuk dirinya.

Dari semalam Diva memang sudah menanti hari ini, karena hari ini Zarel cowok yang berstatus pacarnya itu akan menjemputnya sesuai dari janji cowok itu. Diva tersenyum tipis, jika ia tahu rasanya semenyenangkan ini mungkin dari dulu ia berpacaran, ya walaupun yang menembaknya dulu sangat berbanding dengan Zarel cowok dengan sejuta pesona. Ketahui yang menembak Diva dulu juga memiliki porsi badan yang sama seperti Diva juga suka memakan coklat ketika sedang istirahat.

Gadis itu telah selesai membuat simpul pita pada bandana warna pinknya, sungguh manis.

"Pacar, gue udah di depan." Ucap Diva lirih membaca pesan dari Zarel.

Diva meraih tak sekolahnya dan turun untuk menemui Zarel. Awalnya Diva tersenyum saat melihat Zarel membalas senyumnya tapi sedetik kemudian senyumnya luntur digantikan raut kebingungan.

"Kakak enggak sekolah?"

"Sekolah, tapi antar pacar doang habis itu gue pulang." Ucap Zarel santai.

"Kok gitu?"

"Emang gitu, 'kan gue di skors."

Gadis itu sedikit kaget mengetahui jika Zarel di skors dan penyebabnya pasti karena Zarel telah memukuli kedua orang yang ada di BK kemarin, dirinnya merasa bersalah karenannya Zarel yang harus dihukum.
"Maafin aku kak, harusnya semester ini kakak udah sibuk belajar buat ujian nasional."

"Enggak papa gue seneng kok di skors bisa cari uang."

Diva mengernyit. "Cari uang?"

"Uang buat masa depan kita," jawab Zarel cepat.

"Ayok berangkat nanti pacar gue dihukum ketos kalau terlambat,"

"Iya kak." Diva meraih helm yang diberikan Zarel kemudian menaiki motor besar yang kini semakin terasa familiar untuknya.

***

"Gue langsung pergi ya, enggak enak dilihatin yang lain karena enggak pakek seragam."

Diva mengangguk menyetujui permintaan Zarel. "Iya kak."

"Pacar kalau ada apa-apa langsung telpon pacar cowok ya," Zarel menepuk puncak kepala Diva dua kali, sepertinya ini akan menjadi kebiasaan baru Zarel.

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang