23. Diva Tertembak

777 90 6
                                    

SELAMAT MEMBACA!

~DIVA TERTEMBAK

***

CERITA INI DIBUAT BERDASARKAN IMAJINASI SAYA, TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG ATAU SEJENISNYA. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN.

VOTE DAN KOMENTAR JANGAN LUPA

***


"Sepuluh kali putaran!" teriak Nadia memerintah seluruh anggotanya.

Mengenai club basket yang baru melakukan seleksi, memang club basket putri dan putra telah melakukan pemilihan siapa yang akan menjadi kapten pemimpin para anggotannya. Nadia terpilih menjadi kapten basket putri kali ini, walaupun gadis itu masih berada di kelas sepuluh tetapi siapa sangka jika keahliannya dalam bermain patut diacungi jempol, namanya pun kini sedang melejit tinggi karena terpilihnya menjadi kapten basket.

Berwajah cantik dan bertubuh langsing tinggi tak membuat gadis itu tertarik dengan extrakulikuler paskibra, cheers, ataupun menjadi salah satu mayoret marching. Gadis itu justru memilih basket menjadi extrakulikulernya. Dapat diakui bahwa basket putri beruntung memiliki kapten seperti Nadia. Walaupun gadis itu suka semena-mena dan centil sana-sini setidaknya keahliannya dapat dibanggakan.

"Semangat dong! Sepuluh kali ya!" serunya menyemangati para anggotanya yang sedang berlari.

Ini adalah latihan perdana bagi mereka dan dilakukan di lapangan outdoor menjadikan mereka tontonan, tapi Nadia membuat seolah ini adalah latihan yang kesekian kalinya untuk mereka. Seperti yang dikatakan tadi dirinya adalah kapten basket yang dapat diandalkan dan juga semena-mena.

Panas terik membuat buliran air mereka mengaliri tubuh, membasahi baju yang mereka kenakan. Ngomong-ngomong soal baju mereka sudah mengenakan jersey basket kebanggaan HSC, jersey yang bertuliskan High School Cendrawasih dibagian punggung atas bewarna putih.

Kebetulan atau memang disengaja jersey yang mereka kenakan memang agak kecil, sehingga untuk pemain yang memiliki badan gemuk seperti Diva harus terima malu karena kain bewarna biru itu akan mengetat pada bagian perut seolah menunjukan banyaknya lemak yang tertimbun di perutnya.

Seperti sekarang banyak kakak kelas maupun teman seangkatan yang meneriakinya, membuatnya menundukan kepala malu.

"Ayo gendut semangat supaya lemak di perut berkurang!" teriak siswa laki-laki di lantai dua. Dilihat saja pasti akan tahu jika siswa itu kelas sebelas, dan sekarang teman-temanya menertawakan ucapan lelaki itu membuat nyali Diva kian mengecil.

"Diva perut lo geter-geter tuh!" Kini giliran laki-laki di lantai satu, pasti teman seangkatan Diva.

"Diva perut lo buncit."

"Diva larinya kencengan dikit kek!"

Diva semakin menundukkan kepalanya malu. Ini seperti pembullyan untuknya, dan Diva tak memiliki kepercayaan diri untuk sekarang.

"Diva lo enggak dengar apa yang mereka bilang? Cepetan larinya. Lo ketinggalan tuh!" maki Nadia.

Nadia kapten dan siapa yang berani melawan seorang kapten. Diva menurut saja dan pura-pura acuh tak acuh dengan teriakan itu padahal telingannya dan juga matanya sedang memanas siap mengeluarkan reaksi selanjutnya.

"Woy gendut enggak pantes lo jadi pemain basket. Bukan bolanya nanti yang mantul-mantul tapi perut lo, hahaha!"

Gadis dengan ikat rambut menjulang tinggi itu mengepalkan tangannya, matanya memerah karena semuanya menertawakannya, dirinya tak kuasa menahan cairan bening di pelupuk matanya.

LOVE YOU FAT GIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang